Anggota Parlemen Jepang Diusir karena Hisap Permen Saat Rapat

Senin, 1 Oktober 2018 16:00 WIB

Anggota Majelis Kota Kumamoto, Yuka Ogata, dikelilingi oleh rekan anggota dewan setelah dikritik karena mengajukan pertanyaan dari podium sambil mengisap permen obat batuk pada Jumat, 28 September 2018. [KYODO via Japan Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Angggota parlemen Jepang diusir dari ruangan saat rapat pemerintah daerah karena menghisap permen batuk ketika rapat.

Dilansir dari Telegraph.co.uk, 1 Oktober 2018, Yuka Ogata, 43 tahun, sebelumnya pernah diperintahkan untuk meninggalkan Kumamoto Municipal Assembly di Jepang selatan tahun lalu setelah membawa bayinya yang berusia tujuh bulan.

Yuka Ogata dikritik oleh rekan-rekannya ketika dia berbicara di podium dengan permen obat batuk di mulutnya.

Baca: Sambut Era Digital, PAUD Jepang Pakai Tablet untuk Belajar

Ketika Ogata menolak meminta maaf, majelis itu sepakat mengusirnya keluar dari sidang paripurna, seperti dilansir dari Japan Times.

Advertising
Advertising

Insiden ini sempat membuat sidang ditunda selama delapan jam dan masalah ini menjadi perdebatan luas di Jepang.

Meskipun tidak ada kebijakan resmi tentang makan dan minum di dalam majelis (setara dengan dewan lokal), beberapa anggota dilaporkan berpendapat bahwa dia telah melanggar klausul yang melindungi integritasnya dengan menghisap permen obat batuk.

Anggota Majelis Kota Kumamoto, Yuka Ogata (kanan), menggendong putranya di tempat duduknya di ruang sidang pada 22 November 2017. (Mainichi)

Insiden ini memicu pro dan kontra. Di antara kritikusnya adalah Kazufumi Onishi, Wali Kota Kumamoto, yang mengatakan, "Tidak dapat diterima bagi orang dewasa yang bertanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan dengan permen (obat batuk) di mulut mereka. Dia harus mengakui kesalahannya."

"Jika itu adalah perusahaan swasta, ada kalanya orang-orang batuk atau yang menderita sakit tenggorokan mengambil obat batuk ketika mereka berbicara di depan orang lain. Saya tidak yakin apakah itu layak dihukum," kata seorang perempuan berusia 76 tahun yang ikutdalam rapat.

"Saya belum sehat selama beberapa hari terakhir dan memutuskan untuk mengambil obat batuk sehingga saya tidak akan mengganggu orang lain dengan batuk saya. Sangat disesalkan bahwa saya telah dipaksa meninggalkan ruangan tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri," kata Ogata dalam pembelaannya.

Baca: Memenangkan Ketua Partai, Shinzo Abe Jadi PM Jepang Terlama

Masalah ini tidak hanya menyoroti pro dan kontra dari permen batuk di lingkungan kerja, tetapi juga memberikan sorotan tajam pada masyarakat yang secara ketat terikat oleh etiket, aturan, dan hierarki yang tampaknya tidak fleksibel.

Bagi Ogata, debat mengenai batuk adalah yang terbaru dalam serangkaian tantangan profil tinggi yang dihadapi ibu dua orang sejak terpilih menjadi anggota parlemen pada April 2015.

Selain diminta untuk pergi setelah membawa bayinya bekerja November lalu, permintaan resmi dari Ogata untuk izin menyusui anaknya di kamar dan bantuan penitipan anak untuk pegawai pemerintah semuanya ditolak.

Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender

Jepang terkenal tertinggal jauh di belakang negara-negara industri lainnya dalam hal kesetaraan gender di tempat kerja, terlepas dari dorongan tinggi Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengangkat kesetaraan gender.

Politik Jepang khususnya telah lama dikenal sebagai wilayah dominasi laki-laki, di mana perempuan hanya menyumbang 9 persen dari anggota parlemen majelis rendah tahun lalu, menempatkan Jepang di posisi 165 di antara 193 negara dalam hal porsi perempuan di pemerintahan, menurut Uni Inter-Parlemen yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Berita terkait

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

12 jam lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

13 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

2 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

3 hari lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

4 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

4 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya