Gereja Katholik Jerman Sebut 3.766 Kasus Pelecehan Seksual Anak
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Kamis, 13 September 2018 20:38 WIB
TEMPO.CO, Bonn – Gereja Katholik Jerman melansir laporan yang menyatakan ada 3.766 kasus pelecehan seksual oleh pendeta antara 1946 – 2014.
Baca:
Laporan yang disusun oleh German Bishop’s Conference dan Universitas Giessen, Heidelberg, dan Mannheim, ini dikerjakan selama empat tahun terakhir dan akan dipublikasikan pada 25 September 2018.
“Laporan itu mengatakan para korban kebanyakan adalah anak lelaki, dan lebih dari setengahnya berusia 13 tahun ke bawah,” begitu dilansir CNN mengutip Der Spiegel Online dan Die Ziet pada 13 September 2018 waktu setempat. Kedua media Jerman itu telah mendapatkan bocoran salinan laporan.
Baca:
CNN melansir setiap enam kasus ada kasus pemerkosaan terhadap para korban. 1.670 pelayan agama terlibat dalam pelanggaran seksual ini.
“Kami tahu luas cakupan pelanggaran seksual yang tercantum dalam laporan itu. Dan kami merasa kecewa dan malu,” kata Uskup Stephan Ackermann dalam pernyataan kepada CNN menanggapi laporan yang bocor di media Jerman tadi.
Laporan mengenai berbagai tindak pelecehan seksual ini muncul di tengah sejumlah laporan sejenis yang muncul dari Australia, Chile, Irlandia, dan Amerika Serikat.
Baca:
Ackermann mengatakan tujuan studi itu dilakukan adalah,”Untuk mendapatkan kejelasan dan transparansi mengenai sisi gelap dari gereja kami, untuk kepentingan mereka yang terdampak, tapi juga untuk melihat sendiri kesalahan-kesalahan ini dan memastikan ini tidak terulang lagi.”
Ackermann meyakini investigasi ini dilakukan secara bertanggung jawab dan profesional. “Temuan-temuan ini juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai para pelaku dan perilaku para pemimpin gereja pada dekade ini,” kata dia.
Dia mengaku menyesalkan laporan ini bocor ke publik dan diberitakan media massa karena anggota dari German Bishops’ Conference tidak mengetahui secara penuh studi itu.
Baca:
Secara terpisah, Paus Fransiskus meminta pertemuan luar biasa digelar oleh pimpinan gereja Katholik untuk membicarakan peningkatan pelanggaran seksual di lingkungan gereja, yang menjadi berita utama di media massa akhir-akhir ini.
Fransiskus bakal menggelar pertemuan dengan presiden dari konferensi uskup dari berbagai negara di Vatikan pada 21—24 Februari 2018 seperti dilansir Reuters.
Fransiskus mendapat kritik mengenai caranya mengatasi kasus pelecehan seksual di lingkungan gereja. Uskus Agung Carlo Maria Vigano telah meminta Fransiskus untuk mundur karena membiarkan kasus Kardinal Theodore McCarrick, yang telah dilaporkan Vigano, tidak diproses hingga akhirnya terungkap ke publik.
“Paus Fransiskus harus menjadi yang pertama memberikan contoh baik kepada para kardinal dan uskup yang menutup-nutupi kasus pelanggaran oleh McCarrick dan mengundurkan diri bersama mereka semua,” kata Vigano dalam surat yang panjang pada 22 Agustus 2018.