4 Sikap Amerika Serikat Terhadap Palestina di Masa Donald Trump
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 12 September 2018 12:51 WIB
4. Akui Yerusalem sebagai Ibukota Israel
Presiden Donald Trump pada 6 Desember 2017 mengumumkan keputusan mengejutkan dengan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang membuat marah dunia Arab dan mayoritas masyarakat Internasional.
Trump juga mengumumkan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Status Yerusalem, rumah bagi situs suci bagi Islam, Yahudi, dan Kristen, adalah salah satu hambatan terbesar untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Baca: Amerika Serikat: Yerusalem Ibu Kota Israel Sesuai Arahan Tuhan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji pengumuman Trump sebagai momen bersejarah, tetapi sekutu dekat AS yang paling dekat pun seperti Inggris dan Prancis mengecam putusan ini.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Amerika Serikat telah mencopot sendiri perannya sebagai mediator dalam upaya perdamaian.
Komunitas internasional tidak mengakui kedaulatan Israel atas seluruh kota Yerusalem, dan meyakini statusnya harus diselesaikan dalam negosiasi.
Keputusan Yerusalem Trump memenuhi janji kampanye akan menyenangkan kaum konservatif dan evangelis Partai Republik yang membentuk bagian yang cukup besar dari dukungan domestiknya.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukota yang diimpikan dan ingin semua kedutaan negara lain di sana. Palestina ingin Yerusalem menjadi ibukota negara merdeka mereka yang di sektor timur kota, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967, yang didukung oleh Amerika Serikat.