Kebakaran Museum di Brasil, Minim Bantuan Pemerintah
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Selasa, 4 September 2018 11:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi di Rio de Janeiro, Brasil, terpaksa menembakkan gas air mata dan lada untuk membubarkan amuk massa setelah mereka melihat Museum Nasional Brasil dilalap api.
Laporan Al Jazeera dari lokasi kejadian menyebutkan, ratusan orang memaksa masuk ke dalam museum terbesar di Amerika Latin itu untuk melihat potongan benda kuno yang hancur akibat dimakan api pada Ahad malam waktu setempat, 2 September 2018.
Baca: Museum Nasional Brasil yang Berusia 200 Tahun Terbakar
"Ketegangan antara aparat keamanan dengan massa itu merefleksikan kemarahan atas kerusakan museum kebanggaan mereka dan minimnya bantuan keuangan pemerintah federal," tulis Al Jazeera.
Pada aksi kemarin, massa beteriak-teriak di luar pintu gerbang museum berusia lebih dari 200 tahun. Mereka meminta pemerintah segera membangun kembali museum yang ludes terbakar.
Menurut Luiz Duarte, Wakil Direktur Museum, kepada Globo TV, pemerintah berkali-kali menolak memberikan bantuan dana untuk perawatan museum. "Kami membutuhkan dana sebesar 21,6 juta Real atau setara dengan Rp 77,4 miliar untuk perlengkapan perlindungan api. Ironisnya, bantuan itu semestinya Juni 2018 lalu," ucapnya seperti dikutip situs berita SBS.
Sementara itu, Roberto Robadey, Komandan Departemen Pemadam Kebakaran, mengatakan kepada wartawan pada Senin 3 September 2018, dua hidran yang terpasang di luar gedung museum kering alias tak berfungsi dengan normal.
Baca: Museum Bahari Terbakar, Anies Baswedan: Yang Rusak Dibuat Replika
"Pasukan pemadam kebakaran terpaksa mengambil air dari danau terdekat dan diangkut dengan truk. Namun gedung cepat terbakar sebelum kami memadamkannya," ujarnya.
Museum Nasional dibangun pada 1818 terkait dengan Universitas Federal Rio de Janeiro dan Kementeria Pendidikan. Selain menyimpan jutaan koleksi termasuk dari artefak Mesir dan fosil manusia tertua yang ditemukan di Brasil juga untuk penelitian.