Lakukan Salam Nazi, Dua Polisi Jerman Diskors

Senin, 3 September 2018 18:10 WIB

Ilustrasi polisi Jerman. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian di negara bagian Bavaria, Jerman selatan, sedang menyelidiki dua polisi yang diduga melakukan salam Nazi ala Adolf Hitler.

Konstitusi Jerman melarang salam Nazi termasuk memamerkan simbol-simbol Nazi. Insiden menjadi perdebatan sengit tentang rasisme dan kebangkitan paham kanan ekstrem di Jerman.

Baca: Guru SMP di AS Diperiksa Setelah Viral Melakukan Salam Nazi

Dilaporkan Reuters, 3 September 2018, kepolisian mengatakan kedua polisi meneriakkan kata-kata anti-imigran dan membuat salut ala Nazi di sebuah kedai minum di kota Rosenheim pada Kamis, 30 Agustus. Kejadian ini berdasarkan informasi seorang saksi yang berada di kedai minum saat dua polisi memberikan salut Nazi.

Pria ketiga, seorang penjaga keamanan di kedai minum, dilaporkan juga melakukan salam Nazi.

Advertising
Advertising

Para politisi Jerman mendesak adanya tindakan untuk mencegah aksi permusuhan terhadap orang asing setelah skinhead bentrok dengan polisi di timur kota pada pekan lalu, di mana seorang pria ditikam dan dua migran diidentifikasi sebagai tersangka.

Demonstran memberikan hormat Nazi saat melakukan aksi anti imigran di Inggris. dailymail.co.uk

Kebijakan imigrasi liberal Kanselir Angela Merkel telah memecah belah Jerman yang telah mengizinkan 1,6 juta imigran memasuki Jerman selama empat tahun terakhir.

Kemudian muncul Skinhead yang mengangkat lengan mereka dengan hormat Nazi, mengejar dan memukuli orang-orang yang diyakini sebagai imigran dan bentrok dengan polisi di Chemnitz setelah polisi mengidentifikasi para tersangka sebagai imigran Suriah dan Irak.

Baca: Afrika Selatan: Aksi Israel di Gaza Seperti Nazi ke Kaum Yahudi

Insiden itu terjadi di tengah tuduhan hubungan antara kelompok sayap kanan dan polisi di negara bagian Sachsen di timur. Skandal itu berkembang setelah surat perintah penangkapan salah seorang pria yang diduga melakukan penusukan fatal seorang Jerman di kota Chemnitz bocor pada Selasa, 28 September, seperti dilansir Russia Today.

Dokumen itu berisi informasi pribadi tentang tersangka, seorang warga Irak berusia 22 tahun, termasuk nama dan alamat tempat tinggalnya, serta rincian tentang insiden tersebut. Surat perintah itu beredar luas secara online di kalangan kelompok-kelompok sayap kanan.

Baca: AS Deportasi Eks Panjaga Kamp Kerja Paksa Nazi ke Jerman

"Kami tidak akan membiarkan hak ekstrem untuk menyusup ke masyarakat kami," Menteri Kehakiman Jerman, Katarina Barley, kepada surat kabar Bild am Sonntag dan mendesak pihak berwenang di Sachsen untuk menyelidiki kelompok-kelompok sayap kanan dan simpatisan Nazi.

Berita terkait

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

10 jam lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

3 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya