Masih Takut Rudal Korea Utara, Jepang Mau Borong Senjata AS

Jumat, 31 Agustus 2018 18:30 WIB

Seorang prajurit Angkatan Darat Jepang (JSDF) ikut ambil bagian dalam latihan untuk memobilisasi unit rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) mereka sebagai tanggapan atas peluncuran rudal baru-baru ini oleh Korea Utara, di Pangkalan Udara Angkatan Udara AS Yokota di Fussa di pinggiran Tokyo, Jepang 29 Agustus 2017. [REUTERS / Issei Kato]

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Jepang ingin menaikkan belanja militer tahun depan guna memperbarui senjata besar-besaran untuk pertahanan yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik Korea Utara yang masih menjadi ancaman.

Dilaporkan Reuters, 31 Agustus 2018, proposal anggaran Departemen Pertahanan yang dirilis meminta belanja pertahanan naik 2,1 persen menjadi 5,3 triliun yen atau Rp 706 triliun untuk tahun depan mulai 1 April.

Baca: Misa Matsushima, Pilot Pesawat Tempur Perempuan Pertama Jepang

Jika disetujui, anggaran ini akan menjadi peningkatan tahunan ketujuh berturut-turut ketika Perdana Menteri Shinzo Abe memperkuat militer Jepang untuk menantisipasi serangan rudal Korea Utara dan melawan kekuatan udara dan laut Cina yang semakin meluas di perairan di sekitar Jepang.

Anggaran pertahanan yang diusulkan masih harus menghadapi pengawasan oleh pejabat Departemen Keuangan yang mungkin berusaha untuk membatasi kenaikan pengeluaran militer untuk mengamankan dana bagi pengeluaran kesehatan dan kesejahteraan Jepang yang juga meningkat.

Advertising
Advertising

Angkatan Darat Jepang (JSDF) ikut ambil bagian dalam latihan untuk memobilisasi unit rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) mereka sebagai tanggapan atas peluncuran rudal baru-baru ini oleh Korea Utara, di Pangkalan Udara Angkatan Udara AS Yokota di Fussa di pinggiran Tokyo, Jepang 29 Agustus 2017. [REUTERS / Issei Kato]

Tentangan terhadap pengeluaran besar Jepang untuk pertahanan rudal telah meningkat sejak Korea Utara menangguhkan uji coba rudal tahun ini setelah membuat tawaran diplomatik ke AS dan Korea Selatan. Penggunaan senjata AS oleh Jepang bermanfaat bagi hubungan dengan AS, tetapi para penentangnya mengatakan itu menguntungkan industri senjata Amerika Serikat tetapi tidak menguntungkan produsen senjata Jepang.

Dilaporkan Associated Press, dalam permintaan anggaran, pembelian senjata AS oleh Jepang di bawah program Penjualan Militer Asing akan melonjak 70 persen dari tahun lalu ke rekor 692 miliar yen atau Rp 92 triliun (kurs Rp 133/yen).

Anggota Angkatan Darat Jepang berjaga-jaga dekat rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3), di Kementerian Pertahanan di Tokyo, Jepang, 7 Desember 2012. [REUTERS / Issei Kato / File Photo]

Pengeluaran terbesar yang diusulkan dalam anggaran militer akan berada pada pertahanan rudal balistik, dengan permintaan 235 miliar yen (Rp 31 triliun) untuk dua stasiun pelacakan rudal radar Aegis Ashore berbasis darat, yang diproduksi perusahaan AS, Lockheed Martin Corp.

Lihat Foto: Aksi Militer Jepang Saat Mengikuti Latihan Tahunan

Militer Jepang juga menginginkan dana untuk membeli rudal interceptor Raytheon Co SM-3 jarak jauh yang dirancang untuk menyerang rudal musuh dalam luar angkasa dan anggaran untuk meningkatkan jangkauan dan akurasi dari baterai rudal PAC-3 yang merupakan garis pertahanan terakhir terhadap hulu ledak rudal yang masuk ke Jepang.

Foto yang dirilis 26 Oktober 2014, menunjukkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, berdiri di depan mikrofon, meninjau jet tempur F-15J Angkatan Udara Jepang selama Air Review di Hyakuri Pangkalan Udara, utara Tokyo. (Foto AP / Eugene Hoshiko, File)

Jepang tetap waspada meskipun Korea Utara berjanji menghapus senjata nuklir dan program rudal balistik. Kementerian Pertahanan mengatakan Korea Utara tetap merupakan ancaman paling serius bagi Jepang.

Pembelian besar lainnya termasuk enam pesawat siluman Lockheed Martin F-35 untuk 91,6 miliar yen (Rp 12,9 triliun) dan dua pesawat patroli peringatan dini E-2D Hawkeye yang diproduksi Northrop Grumman. Angkatan Laut Jepang juga menginginkan pendanaan untuk membangun dua kapal perusak baru dan kapal selam senilai 171 miliar yen (Rp 22,8 triliun).

Baca: Cegat Nuklir Korea Utara, Jepang Beli Radar Rp 28 Triliun dari AS

Jepang saat ini memiliki sistem pertahanan rudal dua langkah: rudal pencegat pada kapal perusak di Laut Jepang, dan jika pencegat gagal, maka PAC-3 darat-ke-udara akan mengambil alih serangan. Menurut para ahli, secara teknis sistem pertahanan Jepang saat ini dapat menangani puing-puing yang jatuh atau rudal yang ditembakkan ke Jepang, tetapi tidak cukup untuk mencegat rudal tingkat tinggi atau serangan ganda ke Jepang.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

8 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

19 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

1 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

2 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

2 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

2 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya