PBB : Dewan Keamanan Berlebihan Gunakan Kekuasaan
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 21 Agustus 2018 13:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein, memperingatkan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB telah menggunakan terlalu banyak kekuasaannya dan kondisi ini bisa menggiring PBB pada kelumpuhan. Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB adalah Amerika Serikat, Inggris, Cina, Perancis dan Rusia.
Dikutip dari aljazeera.com pada Selasa, 21 Agustus 2018, Hussein mengatakan ke-lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB sedang menjalankan terlalu banyak kepentingan karena mereka bisa memveto sejumlah resolusi.
"Ketika mereka (lima anggota tetap DK PBB) bekerja sama, kemajuan bisa tercipta. Sebaliknya, ketika mereka tidak bisa bekerja sama, semuanya menjadi buntu dan PBB secara umum menjadi sangat kecil perannya dalam meresolusi konflik-konflik mengerikan semacam ini. Itu yang kami lihat," kata Hussein.
Dia pun menghimbau agar ke-lima anggota tetap dewan keamanan PBB mengubah sikap. Sebab jika tidak, pada akhirnya PBB bisa lumpuh dan ini merugikan komunitas internasional.
Anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki kemampuan untuk menolak resolusi secara unilateral.
Baca: Amerika Menyatakan Keluar dari Dewan HAM PBB
Baca: Inggris Minta Dewan HAM PBB Keluarkan Arab Saudi, Alasannya...
Sebelumnya pada Desember 2017, Hussein mengumumkan siap mengundurkan diri dari jabatannya, yang akan berakhir pada Agustus 2018. Hussein selama ini telah bersikap sangat kritis terhadap sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Hussein juga prihatin dengan perlakuan Israel terhadap warga Palestina dan pelanggaran HAM dalam perang Suriah.
"Tugas saya bukan untuk mempertahankan pemerintahan," kata Hussein.
Dia pun menyerukan agar dilakukan reformasi di PBB yang terlihat tidak berdaya menangani sejumlah isu seperti perang sipil Suriah yang sudah berkecamuk selama tujuh tahun dan naiknya nasionalisme. Hussein menilai pelajaran yang bisa diambil dalam perang dunia II, sudah mulai memudar bersama waktu.