Kisah Saksi Mata Lolos dari Target ISIS di Kampus Syiah di Kabul
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Jumat, 17 Agustus 2018 11:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - ISIS akhirnya mengaku bertanggung jawab atas aksi teror bom bunuh diri di pusat pendidikan Syiah di Kabul, Afganistan yang menewaskan 48 orang pada Rabu, 15 Agustus 2018.
Bom bunuh diri terjadi saat para mahasiswa bersiap mengikuti ujian di kelas mereka di Mawoud Academy. Laporan Televisi Aljazeera menunjukkan sejumlah mahasiswa terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit dengan bantuan mobil ambulans.
Baca: ISIS dan Taliban di Afganistan Sama Radikalnya tapi Beda Tujuan
Sempat muncul dugaan ada sejumlah orang menembaki kampus tersebut dari area aparat keamanan Afganistan berjaga-jaga, namun kemudian aparat keamanan menemukan fakta bahwa seseorang telah melakukan aksi bom bunuh diri.
"Kami dapat pastikan penyerangan itu disebabkan bom bunuh diri. Pelaku membunuh dirinya sendiri di dalam area pusat pendidikan," kata Hasmat Stanikzai, juru bicara kepolisian di kota Dash-e-Barchi.
Saksi mata seorang mahasiswa di pusat pendidikan Syiah, Ahmad Sharifi menuturkan beberapa saat sebelum aksi bom bunuh diri dia keluar kelas untuk membeli sebotol air minum. Beberapa saat kemudian dia mendegar suara ledakan yang menguncang dinding sekolah yang berada di sebelah barat Kabul.
Baca: 9 Teror Sadis ISIS dan Taliban di Afganistan Awal 2018
Sharifi berusia 15 tahun mendengarkan teriakan sejumlah pelajar dari ruang kelas mereka.
Ia pun seketika sadar bahwa telah terjadi seranngan.
"Saya berlari secepat mungkin meninggalkan sekolah ketika saya mendengar ledakan. Saya berdiri beberapa langkah di luar sekolah dan menyaksikan banyak mahasiswa berlarian keluar dengan terluka," kata Sharifi.
"Saya menunggu teman-teman saya di luar namun tidak menemukan mereka."
Sharifi lalu kembali ke dalam kelas setelah serangan itu dan menyaksikan jenazah teman-teman mahasiswanya. Meski tidak terluka Sharifi dilarikan ke rumah sakit setelah ia pingsan.
Baca: ISIS Afganistan Jual Bahan Bedak Bayi untuk Danai Teror
Keesokan harinya, ratusan orang memakamkan anggota keluarnya yang mereka cintai di Kabul.
"Teman-teman saya memberitahu saya kemarin bahwa telah terjadi seraoang di sekolah tempat adik perempuan saya. Syaa berlari ke tempat itu dan menemukan adik perempuan saya dalam kondisi buruk. Dia berlumuran darah. Dia dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong," kata Mohammad Yusuf yang kehilangan adik perempuannya, Shaziya, 16 tahun.
"Dia pergi ke sekolah untuk belajar namun, ia meninggalkan pakaian berlumuran darah."
Dalam sepekan terakhir, Afganistan didera rangkaian serangan yang menewaskan warga sipil dan aparat keamanan. Serangan dilakukan dua kelompok bersenjata, ISIS dan Taliban dan kaum Syiah kerap menjadi target keduanya.