Trump Naikkan Tarif Impor, Ekspor Cina ke Amerika Tetap Surplus

Editor

Budi Riza

Kamis, 9 Agustus 2018 08:39 WIB

Presiden Donald Trump, bersama dengan Presiden Cina, Xi Jinping saat kunjungannya ke Cina. scmp.com

TEMPO.CO, Beijing - Jumlah ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat melebihi ekspektasi pada Juli 2018.

Baca:
Trump Kecam Cina, Sebut Sengaja Mengincar Petani Amerika
Media Cina Sebut Trump Berkhayal Bisa Menang Perang Dagang

Ekspor ini mencatat surplus yang mendekati rekor meskipun Presiden Donald Trump telah mengenakan kenaikan tarif untuk sejumlah produk impor dari Cina sejak awal Juli 2018.

“Data ekspor Cina ini menjadi data pertama yang menjelaskan kondisi perdagangan kedua negara seusai kenaikan tarif untuk produk impor Cina senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 491 triliun,” begitu dilansir Reuters, Rabu, 8 Agustus 2018, waktu setempat.

Kegiatan ekspor dan impor Cina dan Amerika Serikat malah terus meningkat di tengah perang dagang ini, yaitu ekspor naik 11,2 persen dan impor naik 11,1 persen.

Advertising
Advertising

Ekspor Cina ke Amerika tercatat surplus US$ 28,09 miliar atau sekitar Rp 405 triliun dibanding pada Juni, yang tercatat US$ 28,97 miliar atau sekitar Rp 418 triliun.

Washington telah lama meminta Beijing mengurangi surplus perdagangan ini dengan menambah impor dari Amerika. Trump menyebut Cina mengalami surplus perdagangan dengan Amerika sebanyak US$ 375 miliar atau sekitar Rp 5,400 triliun pada 2017.

Desakan ini bisa bertambah kencang jika mata uang Cina, yaitu yuan, semakin melemah, yang membuat harga jual produk asal Cina menjadi lebih murah sehingga menambah surplus ekspor.

Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]

Sejumlah ekonom melihat Beijing terkesan membiarkan mata uangnya melemah dalam empat bulan terakhir ini.

Senior ekonom tentang Cina dari ANZ, Betty Wang, mengatakan Beijing bakal menahan diri menggunakan nilai tukar mata uang yuan sebagai alat dalam perang dagang dengan Amerika.

Baca:
Donald Trump Ancam Perusahaan yang Berbisnis dengan Iran
Trump Sebut Ada Manipulasi Yuan, Pemerintah Cina Bilang ...

“Devaluasi mata uang, yang mungkin telah membantu meningkatkan jumlah ekspor, terjadi karena faktor pasar dan bukan karena arahan kebijakan dari pemerintah Cina sebagai alat pembalasan,” kata Wang.

Di tengah ketegangan ini, media SCMP melansir, pemerintah Amerika menaikkan jumlah impor asal Cina yang bakal dikenai kenaikan tarif impor US$ 16 miliar atau sekitar Rp 231 triliun. Tambahan ini akan berlaku mulai 23 Agustus 2018.

Terkait dengan hal ini, pemerintah Cina menyatakan siap mengenakan kenaikan tarif untuk jumlah yang sama jika Amerika jadi melakukannya dan menyebutnya langkah tidak masuk akal. Jika ini terjadi, kedua negara bakal mengenakan kenaikan tarif untuk impor sebanyak US$ 50 miliar atau sekitar Rp 361 triliun.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

9 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

19 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya