Trump Desak Jaksa Agung Hentikan Penyelidikan soal Rusia

Kamis, 2 Agustus 2018 11:23 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiahkan bola yang dipasangi chip pemancar kepada Presiden AS Donald Trump sehingga muncul kecurigaan chip itu untuk meretas.

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbulan-bulan mempersoalkan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016, Presiden Donald Trump untuk pertama kali secara tegas meminta Jaksa Agung Jeff Sessions mengakhiri penyelidikannya.

"Situasi buruk dan Jaksa Agung Jeff Sesion harus menghentikan Pencarian Orang yang Bersalah sekarang juga, sebelum hal ini membuat situasi negara kita memburuk," kata Trump melalui ciutannya di akun Twitternya, seperti dikutip dari Reuters, 2 Agustus 2018.

Baca: Trump Serang Mueller, Sebut Ada Konflik Kepentingan Pribadi

Sebelumnya, Trump sudah beberapa kali membuat pernyataan melalui Twiter terkait dengan penyelidikan berdasarkan temuan tim penasehat khusus yang dipimpin Robert Mueller dan partai Demokrat yang mencurigai Rusia ikut campur dalam pilpres AS pada 2016 yang memenangkan kubu Republik dan membawa Trump menjadi presiden AS.

Trump secara terbuka mengecam penyelidikan Mueller. Di serangkaian tweetnya, Trump menyebut "TOTAL HOAX" tentang kampanye pilpres bekerja sama dengan Moskow, seperti penyelidikan Mueller.

Trump mendesak penghentian penyelidikan kepada Session bertepatan dengan dimulainya persidangan mantan ketua tim kampanye pemilu Trump, Paul Manafort pekan ini berdasarkan hasil penyelidikan tim Mueller.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Robert Mueller. AP Photo/Carolyn Kaster, Foto/qz.com

Baca: Trump Mau Bubarkan Tim Mueller, Politikus Republik: Mau Lengser?

Advertising
Advertising

Menurut Gedung Putih, pernyataan Trump mendesak Session untuk menghentikan penyelidikan yang dipimpin Mueller bukan sebagai perintah kepada Session, namun mengekspresikan frustasi Trump dengan lamanya pembuktikan.

"Ini bukan perintah. Ini opini Presiden," kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih kepada wartawan.

Sejumlah anggota parlemen AS mengatakan penghentian penyelidikan kasus keterlibatan Rusia dalam pilpres AS merupakan kesalahan.

Tujuh senator dari kubu Republik menyatakan ketidaksetujuannya pada cuitan Trump yang mendesak Session menghentikan penyelidikan kasus dugaan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS.

Baca: Mueller Dakwa 13 Orang Rusia Soal Pilpres 2016, Trump Bilang Ini

Adapun Senator Dianne Feinstein dari Komisi Hukum kubu Demokrast mengatakan, cuitan Trump yang mendesak Session menghentikan penyelidikan menunjukkan betapa Trump sangat khawatir atas hasil penyelidikan itu.

"Dia ingin mencegahnya dengan cara yang dia bisa lakukan," kata Feinstein menanggapi perintah Trump ke Session agar menghentikan penyelidikan soal intervensi Rusia saat pilpres AS 2016.

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

3 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

3 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

3 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya