Bentuk Cokelat KitKat Tidak Diakui di Uni Eropa, Kenapa?

Kamis, 26 Juli 2018 17:00 WIB

Foto camilan cokelat Kitkat Rabu 25 Juli 2018, di Rugby, Inggris, setelah Pengadilan Eropa di Luksemburg memutuskan bahwa bentuk cokelat KitKat dengan bentuk empat batang tidak cukup khas untuk dijadikan merek dagang.[AP Photo / Martin Cleaver]

TEMPO.CO, Jakarta - Pembuat cokelat KitKat selama 16 tahun telah mengklaim merek dagang bentuk empat batang di Uni Eropa, dengan alasan bahwa itu adalah fitur khasnya, seperti bentuk piramida pada Toblerone.

Namun pengadilan Eropa memutuskan menggugat KitKat dan produsennya, Nestle, dengan alasan bahwa bentuknya tidak diakui di 28 negara Uni Eropa, seperti dilansir dari Associated Press, 26 Juli 2018.

Baca: Pencuri Cokelat Bayar Hasil Curian Setelah 43 Tahun

Pengadilan memihak pembuat cokelat Kvikk Lunsj, camilan asal Norwegia yang telah lama menjadi cokelat favorit para pejalan kaki dan pemain ski, dan bentuknya hampir sama persis dengan bentuk KitKat.

Keputusan pengadilan memungkinkan Mondelez, pembuat Kvikk Lunsj, untuk memasarkan dan menjual cokelat lebih luas di seluruh Eropa.

Advertising
Advertising

Sebuah camilan cokelat Kvikk Lunsj di Oslo, Norwegia, difoto pada Rabu 25 Juli 2018, setelah Pengadilan Eropa di Luksemburg memutuskan bahwa cokelat Norwegia Kvikk Lunsj masih dapat dijual di seluruh Uni Eropa.[Fredrik Hagen / NTB Scanpix via AP]

Ranah pengadilan menjadi langkah hukum terakhir perseteruan antara dua perusahaan cokelat batangan, yang dimulai ketika perusahaan Freia pertama kali memperkenalkan merk dagang, Kvikk Lunsj, yang diterjemahkan menjadi "Makan Siang Cepat" ke Norwegia pada 1937, dua tahun setelah KitKat mencapai rak-rak tokok di Amerika Serikat.

Perselisihan mereka semakin intensif pada 2006 ketika Nestle mendapatkan merek dagang untuk bentuk KitKat, yang diprotes pembuat Kvikk Lunsj, Cadbury, yang sekarang dimiliki oleh Mondelez.

Sebuah camilan cokelat Kvikk Lunsj di Oslo, Norwegia, difoto pada Rabu 25 Juli 2018, setelah Pengadilan Eropa di Luksemburg memutuskan bahwa cokelat Norwegia Kvikk Lunsj masih dapat dijual di seluruh Uni Eropa.[Fredrik Hagen / NTB Scanpix via AP]

Pada 2016, Nestle mengajukan banding ke pengadilan tinggi Uni Eropa, yang akhirnya memutuskan bahwa meskipun bentuknya dipandang sebagai bentuk khas KitKat, seperti yang dikenal konsumen Eropa, namun di Belgia, Irlandia, Yunani, dan Portugal tidak mengenal bentuk khas KitKat. Norwegia bukan bagian dari Uni Eropa, tetapi mengadopsi banyak aturan Uni Eropa.

Baca: Kota Iga di Jepang Buka Lamaran untuk Posisi Ninja?

Nestle menegaskan akan terus berjuang untuk mengamankan merek dagang dan akan meminta dewan banding untuk meninjau kembali bukti dan keputusan pengadilan.

Ini bukan pertama kalinya pembuat cokelat gagal mempertahankan merek dagang bentuknya. Lindt & Spruengli dari Swiss ingin melindungi bentuk cokelat kelinci Paskah yang dilapisi dengan kertas emas, dengan pita merah. Tapi kasusnya dimentahkan pengadilan pada 2012, karena alasan serupa.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

20 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

22 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

6 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

7 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

8 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

14 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

15 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya