Pemilu Pakistan, Jutaan Orang Berikan Hak Pilih

Reporter

Tempo.co

Rabu, 25 Juli 2018 11:22 WIB

Ribuan pendukung Gerakan untuk Keadilan Pakistan lakukan pawai keliling kota saat unjuk rasa di Islamabad, Pakistan (11/5). Para demonstran mempertanyakan alasan jelas penangkapan petugas pemilu. (AP/Anjum Naveed)

TEMPO.CO, Jakarta - Jutaan masyarakat Pakistan memberikan hak suara mereka dalam pemilu 2018 untuk memilih pemerintahan yang baru yang diselenggarakan pada Rabu, 25 Juli 2018. Pemilu Pakistan 2018 telah di bayang-bayangi serangkaian serangan bom mematikan dan dugaan adanya intervensi militer.

Dikutip dari ndtv.com pada Rabu, 25 Juli 2018, lebih dari 800 ribu aparat kepolisian dan pasukan militer dikerahkan ke 85.000 tempat pemungutan suara untuk mengamankan jalannya pemungutan suara di penjuru Pakistan. Dari total 207 juta jiwa populasi Pakistan, sebanyak 106 juta terdaftar sebagai pemilih.

Baca: Serangan Bom Bunuh Diri Kembali Tewaskan Kandidat Pemilu Pakistan

Imran Khan, kepala Pakistan Tehreek-e-Insaf atau Gerakan untuk Keadilan, mengangkat tangan untuk pendukungnya saat unjuk rasa di Islamabad, Pakistan (11/4). Ribuan pendukung partai Khan menuntut pemerintah bebaskan anggota komisi pemilihan Pakistan yang dituduh lakukan kecurangan pemilu kemarin. (AP/Anjum Naveed)

Baca: Pertama Kali, Transgender di Pakistan Boleh Jadi Caleg

Advertising
Advertising

Tempat-tempat pemilihan umum dibuka mulai pukul 8 pagi waktu setempat dan akan ditutup pada pukul 6 sore. Lebih dari tiga ribu calon legislatif maju dalam pemilu 2018 untuk memperebutkan 272 kursi parlemen tingkat daerah dan delapan ribu calon legislatif memperebutkan 577 kursi parlemen tingkat pusat.

Dalam pemilu Pakistan 2018, ada tiga partai besar yang mengikuti pemilu, salah satunya adalah partai milik mantan perdana menteri Pakistan Nawaz Sharif, yakni Liga Muslim Pakistan atau PML-N. Dua partai besar lainnya adalah Tehreek-e-Insaf yang merupakan partai milik Imran Khan, mantan atlit kasti yang banting stir jadi politisi dan Partai Rakyat Pakistan yang merupakan partai mantan perdana menteri Benazir Bhutto yang sekarang diketuai oleh putranya, Bilawal Bhutto zardari.

Diperkirakan Partai PML-N dan Partai Tehreek-e-Insaf akan bersaing ketat dalam pemilu 2018. Rencananya, perhitungan suara akan dilakukan di tempat pemungutan suara segera setelah proses pemungutan suara selesai dan hasilnya akan diumumkan dalam tempo 24 jam.

Pakistan saat ini dihadapkan pada masalah ekonomi dan tingginya angka pengangguran. Di sejumlah kawasan miskin Pakistan, bahkan di kota besar seperti Karachi, banyak penduduk hidup dengan kekurangan pasokan air bersih atau listrik. Lemahnya pemerintahan Pakistan dipandang sebagai masalah bagi negara-negara asing.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

2 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

3 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

8 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

8 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

9 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

12 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya