Korban Tewas Teror Bom di Pakistan Bertambah Jadi 149 Orang

Reporter

Tempo.co

Senin, 16 Juli 2018 13:09 WIB

Petugas medis mengevakuasi sejumlah jenazah yang tewas akibat aksi bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. Pelaku yang diketahui dari anggota ISIS meledakkan dirinya di tengah massa saat kampanye berlangsung. (AP Photo/Arshad Butt)

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dalam serangan teror bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok ISIS terus bertambah. Pada Minggu, 15 Juli 2018, pejabat senior Kepolisian Provinsi Balochistan, Qaim Lashari, mengatakan kepada Al-Jazeera, korban tewas naik menjadi 149 orang dan 189 korban luka-luka.

Serangan teror bom bunuh diri ini tercatat sebagai salah satu insiden paling mematikan ketiga dalam sejarah Pakistan, setelah pemboman di Karsaz pada 2008 dan serangan terhadap sebuah sekolah di Peshawar pada 2014.

Teror bom terjadi pada Jumat, 13 Juli 2018, dimana pelaku teror menyasar pawai kampanye Partai Balochistan Awami atau BAP di distrik Mastung, provinsi Balochistan, Pakistan. Pawai dilakukan menjelang pemilu Pakistan yang akan diselenggarakan pada 25 Juli 2018.

Baca: Jurnalis Norwegia Ditangkap Saat Meliput Demonstrasi di Pakistan

Seorang pria berduka di samping mayat anggota keluarganya yang tewas dalam ledakan bom di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. Sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di tengah kampanye menjelang pemilihan umum pada 25 Juli mendatang. (AP Photo/Arshad Butt)

Advertising
Advertising

Baca: Teror Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan,133 Orang Tewas

Dilansir dari Channel News Asia pada Senin, 16 Juli 2018, Ketua Partai BAP, Siraj Raisani, menjadi korban tewas dalam teror bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri meledakkan bom ketika Siraj berpidato terkait pencalonan dirinya menjadi anggota parlemen dari Provinsi Balochistan.

Serangan teror bom pada 13 Juli 2018 ini telah membuat pemilu Pakistan diselimuti ketegangan. Sebelumnya pada Selasa, 9 Juli 2018, politisi paling berpengaruh di Pakistan, Haroon Bilour, tewas bersama 19 orang lainnya dalam sebuah serangan teror bom bunuh diri di sebuah pawai pemilu di kota Peshwar. Dalam insiden itu, 69 orang mengalami luka-luka.

Teror bom di kota Peshwar diklaim dilakukan oleh kelompok radikal Tahreek-e-Taliban atau biasa disebut Taliban Pakistan.

Teror bom lainnya pada Jumat 13 Juli 2018 yang mengincar pawai pemilu Partai Jamiat Ulema-e-Islam-F atau JUI-F di kota Bannu. Dalam serangan itu, empat tewas dan 19 orang luka-luka.

Tercatat ada sekitar 120 serangan teror bom menjelang pemilu Pakistan 2018. Dari jumlah tersebut, enam serangan terjadi pada dua pekan terakhir. Rentetan serangan teror bom ini setidaknya menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 670 orang.

ALJAZEERA l CHANNEL NEWS ASIA l MUH.BASKHORO W.D.

Berita terkait

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

4 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

7 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

8 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

8 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

12 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

12 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya