Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurnalis Norwegia Ditangkap Saat Meliput Demonstrasi di Pakistan

image-gnews
Kadafi Zaman. [Twitter Kadafi Zaman/@TV2Kadafi]
Kadafi Zaman. [Twitter Kadafi Zaman/@TV2Kadafi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jurnalis Norwegia ditangkap dan dipenjarakan pada Jumat 13 Juli saat meliput demonstrasi di bagian utara Pakistan. Dilaporkan Aftenposten, seperti dilansir dari Norway Today, 16 Juli 2018, Kadafi Zaman, reporter TV2 asal yang berbasis di Norwegia, bersama dengan 38 orang lainnya, telah dituduh melakukan upaya pembunuhan dan berusaha mengambil telepon dari empat polisi, merobek seragam seorang petugas polisi dan mengganggu ketertiban umum.

Dalam laporan polisi, seperti dilaporkan surat kabar itu, tembakan dilepaskan ke arah polisi. Atas laporan ini kepolisian menuduh Zaman melakukan percobaan pembunuhan. Menurut surat kabar, laporan tersebut tidak menyatakan siapa yang melepaskan tembakan atau dalang yang melakukan serangan. Belum diketahui sampai berapa lama Zaman ditahan pihak kepolisian Pakistan.

Baca: Teror Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan,133 Orang Tewas

Setelah ditahan, Kadafi Zaman memberi tahu perusahaanya dia ditahan di satu sel bersama dengan 21 orang lainnya. Zaman tetap ditahan meski memberitahu polisi bahwa dia di lokasi kejadian sebagai jurnalis.

"Saya menyaksikan tindakan yang sangat kasar dari polisi yang menggunakan pentungan untuk melerai demonstrasi. Sehubungan dengan itu, saya diserang dan dipukul dengan tongkat, meskipun saya memberi tahu mereka bahwa saya dari pers," kata Zaman ke TV2.

"Kami telah menerima laporan dari Kadafi dan saksi yang melaporkan bahwa polisi berperilaku brutal. Mereka menggunakan peluru tajam untuk menembak ke udara dan memukul demonstran menggunakan tongkat antihuru hara. Dan itulah yang Zaman ingin sampaikan dan laporkan kembali ke rumah, dan kemudian dia sendiri ditangkap dalam situasi itu," kata editor berita di TV 2, Karianne Solbrække.

Pihak TV2 terus mengontak Kementerian Luar Negeri Norwegia. Kemenlu Norwegia menyampaikan kepada pemerintah bahwa seorang jurnalis Norwegia sedang meliput di Pakistan.

"Kedutaan di Islamabad berkomunikasi dengannya dan memberikan bantuan konsuler. Kami juga berdialog erat dengan pihak perusahaan di Norwegia. Kami bekerja keras untuk kasus ini," kata Humas Kemenlu Norwegia, Kristin Enstad.

Kedutaan Besar Pakistan di Oslo mengatakan bahwa mereka juga berupaya membebaskan Zaman dari tahanan.

"Kami sekarang berusaha untuk mendapatkan gambaran situasi sesungguhnya," kata duta besar Pakistan untuk Norwegia, Riffat Masood..

Baca: Mantan PM Pakistan dan Putrinya Ditahan atas Tuduhan Korupsi

Kedutaan mencoba untuk menghubungi sekretaris pertama Punjab, pejabat senior provinsi, serta berbagai menteri dan menteri kabinet.

"TV2 bereaksi keras terhadap fakta bahwa reporter kami ditangkap ketika dia mencoba melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis. Ini sangat serius. Kami belum memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengannya, dan dengan demikian mengetahui terlalu sedikit tentang situasi untuk dikatakan sekarang," kata Solbrække.

Peristiwa ini terjadi saat Zaman Kadafi sedang berlibur bersama keluarganya, tetapi ia kebetulan juga meliput demonstrasi di Pakistan. Keluarganya telah menghubungi Zaman setelah penangkapan tersebut. Mereka mengatakan bahwa dia dalam kondisi baik, menurut TV2.

Penangkapan terjadi segera setelah Zaman melaporkan kepada TV2 bahwa polisi melakukan penangkapan massal terhadap demonstran yang mendukung mantan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Sebelum ditangkap, Zaman sempat mengunggah video demonstrasi di Twitter-nya disertai tulisan "Ribuan orang di daerah pedesaan Kotla di Gujrat keluar untuk mendukung politisi lokal mereka dari Liga Muslim. Mereka memaksa polisi mundur".

Baca: Teror Bom di Pakistan, Korban Luka: Otoritas Gagal Beri Keamanan

Sharif, yang memimpin Partai Liga Muslim Pakistan (PML-N), dijatuhi hukuman 10 tahun penjara in absentia karena korupsi pada tanggal 6 Juli. Dia ditangkap ketika dia kembali ke Pakistan dari London pada hari Jumat. Jelang pemilihan umum di Pakistan 25 Juli. muncul banyak kerusuhan. Menurut pihak Sharif, setidaknya 4.000 anggota partai ditangkap oleh polisi Pakistan pada Jumat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

1 hari lalu

Warga Palestina menerima kantong tepung yang didistribusikan oleh UNRWA di Rafah, di selatan Jalur Gaza 21 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

3 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

9 hari lalu

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]
Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

9 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

10 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

11 hari lalu

Bendera Palestina dikibarkan di halaman luar Balai Kota Oslo pada Rabu pagi di Oslo, Norwegia, 29 November 2023. NTB/Ole Berg-Rusten/via REUTERS
Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyatakan kesiapan negaranya mengakui Palestina sebagai negara.


Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

12 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Simon Harris berjabat tangan pada hari pertemuan mereka untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia, 12 April 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyn
Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan deklarasi mengenai Negara Palestina akan dilakukan "bila kondisinya memungkinkan".


Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

13 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gudang pengolahan ban bekas di Marelan, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 17 November 2023. Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar gudang tersebut. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?


Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

14 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.


PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

14 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez akan melaksanakan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk menggalang dukungan terhadap pengakuan negara Palestina