Unjuk Rasa di Amerika Serikat, Pria Kulit Hitam Ditembak Polisi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 16 Juli 2018 09:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa pecah di Chicago, Amerika Serikat, setelah pria kulit hitam tewas ditembak oleh polisi di Kota Illinois. Pada aksi tersebut demonstran minta pertanggungjawaban polisi.
"Seluruh sistem brengsek," teriak puluhan pengunjuk rasa pada Sabtu, 14 Juli 2017, hanya beberapa jam setelah polisi menembak mati Harith Augustus, 37 tahun, di South Shore kawasan di Chicago. "Augustus dikenal sebagai tukang cukur rambut di tempat tinggalnya," tulis Al Jazeera, Senin 16 Juli 2016.
Baca: Unjuk Rasa di Amerika Serikat, Polisi Tembak Mati Remaja 17 Tahun
Kepala Kepolisian Kota, Fred Waller, dalam keterangannya kepada wartawan usai insiden penembakan mengatakan, peristiwa itu bermula ketika polisi sedang berjalan kaki di trotoar. Dia bertanya kepada Augustus mengenai benda menonjol di pinggangnya yang diduga senjata. Tetapi Augustus justru agresif dan kabur.
"Petugas mengira dia mengambil senjata yang dimiliki. Petugas menembaknya secara tragis," kata Waller kepada wartawan seraya menambahkan, polisi menemukan sepucuk senjata semi otomatis. "Agustus meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit."
Tak lama usai penembakan polisi terhadap warga kulit hitam, kerumunan massa dan aktivis mendatangi tempat kejadian perkara. Disusul beredarnya video di media sosial yang menunjukkan perkelahian antara polisi dengan pengunjuk rasa.
Baca: Penembakan di Capital Gazette, Amerika, Polisi Bereaksi Cepat
Menurut data yang dimiliki Washington Post, sedikitnya 548 orang tewas akibat tembakan senjata api polisi di Amerika Serikat tahun ini. Koran ini juga mendapatkan data bahwa lebih dari 980 orang terbunuh oleh polisi pada 2017. Sedangkan Guardian mengatakan, lebih dari 1.090 polisi membunuh orang pada tahun sebelumnya.