TEMPO Interaktif, Islamabad: Aparat keamanan hari ini menjaga kantor-kantor penting pemerintah dan mengepung rumah para pemimpin oposisi setelah Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf menyatakan darurat nasional, membekukan konstitusi dan memberangus televisi independen.Musharraf mengatakan, jika tindakan tegas tidak diambil sekarang, negeri itu akan terancam. "Terorisme dan ekstremisme meningkat, di mana-mana di Pakistan terjadi serangan bunuh diri," katanya.Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Chaudhry, yang mengutuk langkah sang Presiden, dicopot. Musharraf menetapkan konstitusi sementara. Hanya lima dari 17 hakim Mahkamah Agung setuju mengangkat sumpahnya di bawah konstitusi sementara dan hanya 33 dari 87 hakim senior di seluruh negeri itu yang tunduk pada konstitusi sementara.Sejumlah surat kabar setempat mengecam keputusan Musharraf pada Sabtu lalu itu. "Kudeta Kedua Jenderal Musharraf" menjadi tajuk utama harian Dawn. "Ini hukum perang," kata Daily Times.Musharraf mengambil alih kekuasaan republik Islam, yang memiliki senjata nuklir itu lewat kudeta pada 1999. Masa kepresidenannya akan berakhir pada 15 November nanti, tapi Mahkamah Agung belum menetapkan sah-tidaknya hasil pemilihan parlemen--yang dikuasai para sekutunya--yang menetapkan Musharraf sebagai presiden untuk periode berikutnya.Di seluruh penjuru Pakistan, polisi menahan para aktivis politik dan anggota parlemen yang berkampanye menentang kekuasaan militer. Di antara yang ditahan adalah Javed Hashmi, penjabat presiden partai milik mantan perdana menteri Nawaz Sharif; Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan Asma Jehangir; dan Hamid Gul, mantan kepala badan intelijen dan pengkritik Musharraf."Ini bukan darurat, ini hukum perang dan rakyat Pakistan akan memprotesnya," kata mantan perdana menteri Benazir Bhutto, yang terancam bom saat pulang ke Islamabad pada 18 Oktober lalu dan kini buru-buru terbang ke Karachi.Jaksa Agung Malik Mohammed Qayyum membantah bahwa Musharraf menerapkan hukum perang (kekuasaan langsung oleh militer). "Ini hanya keadaan darurat nasional," katanya.| AP | AFP | BBC | IWANK