Korban Tewas Banjir di Jepang Naik Jadi 200 Orang
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 12 Juli 2018 20:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca buruk masih menjadi ancaman serius bagi Jepang sehingga Negara Sakura itu harus segera mencari jalan untuk menanggulangi bencana. Hujan lebat yang terus-menerus di wilayah barat Jepang hingga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor telah menewaskan 200 orang.
Wilayah barat Jepang lumpuh sejak sepekan lalu karena banjir bandang dan tanah longsor. Beruntung, banyak komunitas-komunitas masyarakat selama berpuluh tahun tinggal di lereng-lereng gunung dan sampai berita ini diturunkan sebagian besar dari mereka selamat dari badai.
Cuaca buruk dalam beberapa tahun terakhir semakin sering terjadi di Jepang. Hal ini meningkatkan pertanyaan mengenai dampak pemanasan global. Puluhan orang tewas dalam musibah serupa tahun lalu.
"Ini fakta yang tak terbantahkan bahwa bencana ini karena hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya yang muncul lebih sering dalam beberapa tahun belakangan. Menyelamatkan nyawa adalah tugas terbesar negara," kata Kepala Sekertaris Kabinet, Yoshihide Suga, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 12 Juli 2018.
Baca:Banjir di Jepang, Korban Tewas Bertambah Jadi 64 Orang
Baca: Banjir Jepang Semakin Parah, Shinzo Abe Tinjau Lokasi
Suga mengatakan pihaknya menyadari harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerusakan akibat bencana seperti yang dialami Jepang saat ini. Sayang, Suga tidak menjelaskan lebih rinci langkah apa yang dimaksud.
Sudah hampir sepekan lebih dari 200 ribu kepala keluarga tidak mendapat pasokan air bersih setelah badai menerjang. Musibah ini juga telah membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengunjungi Kurashiki, salah satu wilayah terparah yang terkena bencana banjir dan tanah longsor. Dia berjanji akan menurunkan bantuan segera. Lebih dari 70 ribu personil militer, aparat kepolisian dan pemadan kebakaran diterjunkan untuk mencari jasad yang tertutup puing-puing bangunan.