Donald Trump Berkicau di Twitter, Harga Minyak Dunia Turun

Kamis, 5 Juli 2018 14:30 WIB

Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya terkait seruannya untuk menyerang Suriah di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. REUTERS/Yuri Gripas

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak kembali turun pada Kamis 5 Juli kemarin setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkicau di Twitter menuntut OPEC harus memangkas harga minyak mentah.

Semakin sengitnya perang dagang Amerika Serikat dan Cina, yang memicu instabilitas saham Asia pada Kamis, juga dirasakan di pasar minyak, setelah Cina memperingatkan pihaknya dapat memperkenalkan bea masuk atas impor minyak mentah AS pada tanggal yang belum ditentukan.

Baca: Iran Kembali Buka Fasilitas Nuklir, AS Ancam Potong Minyak Iran

Minyak mentah Brent berjangka LCOc1 berada di kisaran US$ 77,68 atau Rp 1.119.081,75 per barel, turun 56 sen, atau 0,7 persen, dari penutupan terakhir per Kamis 5 Juli.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di AS, CLc1 turun 45 sen, atau 0,6 persen, pada US$ 73,69 atau Rp 1.061.657,78 per barel.

Advertising
Advertising

Donald Trump menuduh Organisasi Negara Pengekspor Minyak, OPEC, sengaja menaikkan harga bahan bakar minyak.

"Turunkan harga sekarang!" kicau Donald Trump kepada OPEC.

OPEC bersama dengan kelompok produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia mulai menahan produksi pada 2017 untuk menopang harga.

Donald Trump berkicau di Twitter menuntut OPEC menurunkan harga minyak dunia.[Twitter Donald Trump/@realDonaldTrump]

Kenaikan harga baru-baru ini juga telah didorong oleh pengumuman AS bahwa pihaknya berencana untuk memperkenalkan kembali sanksi terhadap Iran pada November, yang menargetkan ekspor minyak Iran.

"Pendorong utama kenaikan harga adalah kesepakatan OPEC-Rusia untuk memangkas produksi minyak, diperparah dengan menurunkan produksi Venezuela dan keputusan AS untuk mengakhiri kesepakatan Iran," tulis National Australia Bank (NAB), seperti dilaporkan Reuters, 5 Juli 2018.

Baca: Turki Tolak Desakan AS Hentikan Impor Minyak Iran

OPEC dan Rusia mengumumkan pada Juni bahwa mereka bersedia untuk meningkatkan produksi untuk mengatasi kekhawatiran kekurangan pasokan yang muncul akibat gangguan yang tidak direncanakan dari Venezuela ke Libya, dan kemungkinan juga untuk menggantikan potensi penurunan pasokan Iran karena sanksi AS.

OPEC

Sementara itu, dilansir dari Associated Press, Abu Dhabi National Oil Co. yang dikelola pemerintah UEA mengeluarkan pernyataan bahwa mereka memiliki kapasitas produksi minyak 3,3 juta barel per hari. Mereka mengatakan akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3,5 juta barel per hari pada akhir 2018."

Perusahaan itu juga mengatakan memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi minyak dengan beberapa ratus ribu barel minyak per hari, jika ini diperlukan untuk membantu meringankan kekurangan pasokan potensial di pasar.

Abu Dhabi National Oil Co. sebelumnya mengumumkan pada November akan menambah kapasitasnya menjadi 3,5 juta barel minyak per hari. Ini menghasilkan sekitar 2,8 juta barel minyak per hari pada bulan Mei, menurut angka terbaru yang dirilis oleh OPEC.

Pada Sabtu, Trump menulis di Twitter bahwa ia telah menerima jaminan dari Raja Salman dari Arab Saudi bahwa kerajaan saudi akan meningkatkan produksi minyak, "mungkin hingga 2.000.000 barel" untuk mengatasi gejolak di Iran dan Venezuela.

Arab Saudi mengkonfirmasi hal ini, tetapi tidak menyebutkan target produksi. Arab Saudi saat ini memproduksi rata-rata 10 juta barel minyak mentah setiap hari.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Cina memperingatkan bahwa tarif yang diusulkan Amerika Serikat pada barang-barang Cina akan memukul rantai pasokan internasional. Amerika Serikat berencana memberlakukan tarif pada impor Cina senilai US$ 34 miliar atau Rp 489 miliar pada Jumat 6 Juli.

Baca: Cina Bersiap, Amerika Serikat Terapkan Tarif Impor pada 6 Juli

Bea cukai Cina mengatakan di situs webnya akan memberlakukan tarif balasan atas barang-barang AS, termasuk minyak mentah AS. Namun, pemerintah Cina belum menetapkan tanggal untuk menerapkan bea masuk impor minyak mentah AS. Impor minyak mentas AS ke Cina sekitar 400.000 barel per hari pada bulan Juli, yang bernilai sekitar US$ 1 miliar atau Rp 14,4 triliun.

Jika tarif minyak diberlakukan, bea impor sebesar 25 persen akan membuat minyak mentah AS tidak kompetitif di Cina, dan memaksa penyulingnya untuk mencari pasokan alternatif menggantikan minyak dari AS.

Berita terkait

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

13 jam lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

3 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

8 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

8 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

11 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

14 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

15 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

15 hari lalu

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut serangan Iran ke Israel tidak berdampak pada pasar Asia hari ini.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

15 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

16 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

Serangan Iran ke Israel mengakibatkan harga emas dan minyak berpotensi naik.

Baca Selengkapnya