Sekolah di Inggris Berlakukan Seragam Netral Gender

Reporter

Tempo.co

Rabu, 4 Juli 2018 18:05 WIB

Ilustrasi rok seragam sekolah. Lothar Steiner/Global Look Press

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 40 sekolah menengah di Inggris telah melarang murid perempuan mengenakan rok. Langkah ini diambil sebagai gerakan netral gender.

Dikutip dari situs independent.co.uk pada Rabu, 4 Juli 2018, sebuah analisis kebijakan seragam mengungkap saat ini semakin banyak sekolah di Inggris mempertimbangkan untuk beralih ke seragam yang netral gender karena lebih inklusif dengan murid transgender.

Sebelumnya pada 2017, sekolah menengah Priory School di Lewes, wilayah timur Sussex, Inggris, telah membuat terobosan ini setelah beberapa murid mempertanyakan mengapa murid perempuan dan laki-laki harus memakai seragam yang berbeda. Para murid itu juga menekankan pentingnya membuat murid dari kalangan transgender merasa nyaman.

“Kami memiliki jumlah siswa transgender sedikit namun perkembangannya terus meningkat, oleh karena itu memiliki seragam yang sama penting bagi mereka,”kata Tony Smith, Kepala Sekolah Priory School.

Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender

Advertising
Advertising

Priory School, memberlakukan larangan pemakaian rok dan memerintahkan anak perempuan untuk mengenakan celana panjang sebagai upaya mengakomodasi murid-murid transgender. Sunday Times mewartakan sekolah-sekolah di Inggris memilih seragam yang netral agar tidak membeda-bedakan murid yang transgender.

40 sekolah menengah melarang siswi mengenakan rok di sekolah.[the.sun.co.uk]

Terkait kebijakan sekolah-sekolah di Inggris itu, sejumlah kritik mengalir deras karena langkah itu dinilai memaksa seluruh murid perempuan untuk mengenakkan celana panjang. Murid harusnya memiliki opsi untuk memakai rok atau celana apapun gender mereka.

“Saya pikir celana panjang untuk semua orang adalah hal yang konyol, kecuali anda juga menawarkan opsi rok untuk semua orang. Saya percaya jika semua orang menawarkan opsi rok dan celana panjang tentu akan menemukan sesuai keinginan pemakainya,”kata Naomi Wolf, feminis, penulis dan mantan penasihat Bill Clinton dari Amerika Serikat.

Baca: Psikolog: 3 Faktor Orang Jadi Transgender seperti Dinda Syarif

Sejumlah kelompok feminis pun mengeluh bahwa pelarangan mengenakan rok bagi murid perempuan bukanlah jawaban untuk kesetaraan transgender. Sebab murid-murid harus diberikan pilihan.

“Saya terkejut, tidak ada konsultasi dengan orang tua atau siswa, tidak ada penjelasan untuk larangan tersebut, tidak ada alasan yang diberikan. Saya tahu anak-anak di sekolah tidak mau memakai celana panjang setiap waktu,”kata Diane Burdaky, orang tua murid yang sekolah anaknya memberlakukan larangan pemakaian rok.

Kebijakan seragam netral-gender telah semakin populer di sekolah-sekolah di Inggris sejak diperkenalkannya Undang-undang Kesetaraan pada 2010. Dalam undang-undang itu, sekolah berkewajiban melindungi murid transgender dari diskriminasi.

RT l INDEPENDENT l MUH.BASKHORO W.D.

Berita terkait

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

5 jam lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

1 hari lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

2 hari lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

3 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

6 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

6 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

6 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

6 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya