Perusahaan Suami PM Inggris Kembali Jadi Sorotan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 23 Juni 2018 09:44 WIB

Philip May, suami Perdana Menteri Inggris Theresa May, bekerja untuk sebuah perusahaan senjata, yang harga sahamnya naik saat terjadi serangan militer Inggris ke Suriah. Sumber [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Philip May, suami Perdana Menteri Inggris Theresa May, menjadi sorotan. Dia disebut-sebut mendapatkan profit dari kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang melakukan pemisahan anak-anak imigran dari orang tuanya di pusat penahanan imigran Amerika Serikat.

Pusat penahanan yang ada di kota-kota besar Amerika Serikat itu, rupanya dikelola oleh General Dynamics, yang sebagian sahamnya milik perusahaan investasi Philip May bernama Capital Group.

Dikutip dari situs rt.com pada Sabtu, 23 Juni 2018, lewat dana investasi yang dikucurkan, General Dynamics dinilai telah membantu para petugas imigrasi Amerika Serikat menangani anak-anak imigran yang terkena kebijakan 'tidak ada toleransi'. Sekitar 2.000 anak-anak dilaporkan dipisahkan dari orang tua mereka dalam enam pekan. Kebijakan Trump itu mengundang kontroversi.

Baca: Suami Perdana Menteri Inggris Punya Saham di Perusahaan Senjata?

Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP

Advertising
Advertising

Baca: Theresa May: Inggris Gagal Tembakkan Rudal

Sejumlah perusahaan besar, salah satunya Capital Group, telah mengucurkan dana investasinya ke perusahaan bidang pertahanan seperti General Dynamics, yang juga memproduksi senjata. Terhitung sampai 20 Juni 2018, Capital Group memiliki saham senilai US$ 4 miliar di General Dynamic atau menguasai sekitar 7 persen di perusahaan tersebut.

Dengan kepemilikan saham itu, pusat penahanan imigrasi Amerika Serikat mendapat bantuan pendanaan dari perusahaan Philip May. Di Capital Group, Philip May, menjabat sebagai Manajer Umum. Dia telah bekerja untuk perusahaan itu sejak 2005. Dana kelola Capital Group sekitar US$ 1.4 triliun.

Ini bukan kali pertama suami perdana menteri Inggris menjadi sorotan. Pada April 2018, Philip May disorot karena Capital Group diketahui sebagai pemilik saham terbesar di BAE System, yakni sebuah perusahaan manufaktur senjata api militer. Saham BAE System naik ketika koalisi barat, termasuk Inggris, melakukan serangan udara ke Suriah.

Capital Group juga tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua di Lockheed Martin, sebuah perusahaan bidang militer di Amerika Serikat yang memasok sistem senjata, jet tempur dan kebutuhan logistik. Saham Lockheed Martin melonjak setelah adanya serangkaian serangan rudal ke Suriah.

Berita terkait

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

4 hari lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

5 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

5 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

8 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

11 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

11 hari lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya