Ada Temuan Pelecehan di Pabrik Fashion Raksasa H&M dan GAP Asia

Kamis, 7 Juni 2018 12:30 WIB

Logo perusahaan fashion asal Swedia H&M di pertokoan Wina, Austria, 1 Oktober 2016. [REUTERS/Leonhard Foeger]

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan fashion raksasa asal Swedia, H &M dan asal Amerika Serikat, GAP Inc, akan menyelidiki laporan yang menyebut pekerja garmen Asia yang memasok toko jalanan mereka secara rutin menghadapi pelecehan seks dan kekerasan saat bekerja.

Dilansir dari Reuters, 6 Juni 2018, berdasarkan wawancara dengan sekitar 550 pekerja di 53 pabrik pemasok H&M dan Gap di Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, dan Sri Lanka, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan perempuan berada dalam resiko kekerasan dan pelecehan seksual. Mereka juga diancam jika melaporkan kasus itu.

Baca: Mengaku Korban Pelecehan Seksual, Mesir Tahan Turis Libanon

Pihak LSM telah menyelidiki pabrik selama beberapa tahun sebagai upaya agar produsen pakaian bermerk dari negara barat meningkatkan keselamatan karyawannya.

Laporan LSM mengatakan mereka telah menemukan pelecehan seksual, baik pelecehan secara verbal dan fisik seperti menampar dan ancaman pembalasan ketika perempuan menolak dorongan seksual dari atasan.

Advertising
Advertising

Orang-orang berjalan di depan toko H&M di Frankfut, Jerman, 4 Desember 2013.[REUTERS/Kai Pfaffenbach]

Baca: Sebagian Besar Wanita Inggris Pernah Alami Pelecehan Seksual

Pakaian dijahit oleh pekerja Asia berbiaya rendah, dan berakhir di pusat perbelanjaan negara barat dengan harga tinggi. Kini terdapat sekitar 4.750 toko H&M yang terletak di 69 negara dan sekitar 3.700 toko GAP yang beroperasi di sekitar 90 negara.

H&M Swedia, produsen pakaian No. 2 di dunia ini akan meninjau kembali temuan laporan terbaru oleh kelompok dan serikat pekerja sipil.

"Kami akan memeriksa setiap bagian laporan dan menindaklanjuti di tingkat pabrik dengan tim lokal kami yang berbasis di masing-masing negara produksi," kata juru bicara perusahaan.

Baca: Arab Saudi Akhirnya Punya RUU Anti-Pelecehan Seksual

Sementara retail pakaian Amerika Serikat, GAP, mengatakan pihaknya merasa sangat prihatin dengan laporan ini.

"Tim global kami saat ini sedang melakukan penyelidikan dan mengatasi masalah ini," kata seorang juru bicara GAP.

Sebuah laporan terpisah yang diterbitkan bulan lalu oleh koalisi kelompok hak asasi menemukan pelecehan serupa terhadap wanita di pabrik pemasok di Asia untuk Walmart yang berbasis di Amerika Serikat. Walmart mengatakan bulan lalu bahwa mereka sedang meninjau laporan itu.

The Ethical Trading Initiative (ETI), kelompok serikat pekerja, perusahaan dan badan amal, mengatakan pihaknya mengharapkan retail untuk bekerja dengan pemasok untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses pengaduan yang cepat.

Baca: Pria Singapura Mengaku Bersalah Cabuli Pembantu Indonesia

"Tuduhan ini sangat memprihatinkan," kata Debbie Coulter dari ETI, "Kekerasan berbasis gender tidak dapat diterima dalam situasi apa pun, dan perusahaan harus memastikan bahwa perempuan yang bekerja di rantai suplai harus dilindungi."


Laporan-laporan ini telah dipublikasikan di pertemuan yang diselenggarakan oleh Organisasi Buruh Dunia PBB (ILO) untuk membuat konvensi dunia pertama terhadap pelecehan karyawan di tempat kerja.

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

42 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

44 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

46 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

47 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

49 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

6 Maret 2024

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya