Mengenal Sosok Razan Najjar, Gadis Pemberani dari Gaza

Senin, 4 Juni 2018 15:28 WIB

Razan Najjar, seorang perawat yang bekerja secara sukarela sebagai tim medis di tengah protes Palestina terhadap Israel di Jalur Gaza. Wanita 21 tahun itu tewas ditembak oleh militer Israel pada Jumat sore, 1 Juni 2018. manartv.com.lb

TEMPO.CO, Jakarta - Razan Najjar yang masih berusia 21 tahun saat ia tewas ditembak Israel adalah warga Khuzaa, sebuah desa pertanian di dekat perbatasan Israel, sebelah timur Khan Younis, Gaza, Palestina.


Ayahnya bernama Ashraf al-Najjar yang dulu memiliki toko suku cadang sepeda motor, namun hancur oleh serangan udara tentara Israel saat perang antara Israel dan Hamas pada 2014. Sejak saat itu ayah Razan menjadi pengangguran.

Baca: Ibunda Razan Najjar: Putri Saya Sengaja Ditembak Sniper Israel

Razan lahir sebagai anak pertama dari enam bersaudara. Menurut ayahnya, Razan Najjar tidak memiliki nilai yang cukup bagus saat ujian sekolah menengah atas untuk masuk ke universitas. Namun ia ikut pelatihan paramedis di Rumah Sakit Nasser, di Khan Younis, kemudian menjadi relawan di Lembaga Bantuan Medis Palestina, sebuah organisasi kesehatan nonpemerintah.

Razan Najjar saat menolong pengunjuk rasa Palestina yang terluka saat kerusuhan di Jalur Gaza. Ayahnya yang bernama Ashraf Al Najjar (44) adalah pengangguran setelah toko onderdil motor miliknya hancur oleh serangan udara Israel pada 2014 lalu. manartv.com.lb

Advertising
Advertising

Ayahnya menceritakan putrinya bangun sebelum subuh pada Jumat untuk sahur dan salat sebelum memulai aktivitas, dan hari itu adalah terakhir kalinya ia bersapa dengan putrinya.

Razan Najjar mengungkapkan bahwa ayahnya bangga dengan apa yang dilakukannya di perbatasan Gaza. Ia ingin membuktikan bahwa wanita juga memainkan peran penting dalam masyarakat konservatif Palestina.

"Menjadi petugas medis bukan hanya pekerjaan untuk pria. Ini untuk wanita juga," tutur Razan seperti dilansir dari New York Times.

"Kami punya satu tujuan, untuk menyelamatkan orang-orang dan kami melakukan ini untuk negara saya," ujar Razan Najar, yang menjadi gelombang pertama tim medis dalam demonstrasi Gaza.

"Tentara Israel bisa menembak sebanyak yang mereka bisa. Ini gila dan saya malu jika tidak ada di sana bersama rakyat saya," kata Razan Najjar saat wawancara pada 20 April, seperti dilaporkan dari Aljazeera, 4 Juni 2018.

Razan Najjar, untuk alasan kemanusiaan, berupaya menerobos tabu masyarakat Timur Tengah dengan bekerja di lapangan selama 13 jam mulai dari 7 pagi hingga 8 malam.

"Wanita sering dicibir namun masyarakat harus menerima kami. Jika mereka tidak mau menerima pilihan kami, mereka harus dipaksa menerima kami karena kami memiliki kekuatan lebih besar daripada pria manapun," tegas Razan Najjar.

Razan Najjar saat bertugas di tengah kerusuhan di Jalur Gaza, 1 Juni 2018. Menurut saksi mata, Razan yang berada kurang dari 90 meter dari pagar terjatuh setelah tertembak di bagian dadanya saat ia tengah menolong seorang lelaki yang terluka usai terkena gas air mata. AP Photo/Adel Hana

Ibunda Razan Najjar, Sabreen Najjar, mengungkapkan putrinya akrab dengan kamp di Khan Younis karena ia telah merawat orang-orang sejak demonstrasi 30 Maret.

"Dia tidak peduli apa yang orang bilang. Dia berkonsentrasi pada tugasnya sebagai relawan medis dan ini mencerminkan kekuatan dan niatnya," ujar Sabreen.

"Putri saya tidak punya senjata, dia hanya perawat. Dia banyak menolong orang-orang," tambah Sabreen disertai tangis.

Baca: Detik-detik Tewasnya Razan Najjar oleh Peluru Tentara Israel

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan belasungkawa dan manyatakan Razan Najjar sebagai syuhada, seperti dikutip Middle East Monitor. Razan Najjar pun sempat mengunggah status di Facebooknya.

"Saya kembali dan tidak akan mundur. Tembak saya dengan peluru kalian. Saya tidak takut," tulis Razan Najar di Facebook.


Dilansir dari Associated Press, Izzat Shatat, 23 tahun, seorang relawan ambulans mengatakan dia dan Razan Najjar akan mengumumkan pertunangan mereka setelah bulan Ramadan. Dia sempat dilanda cemas dan memintanya untuk tidak ke perbatasan pada Jumat lalu, namun ia menolak. Akhirnya Razan Najjar tewas ditembak di bagian dada saat ia menolong korban luka di perbatasan dengan mengenakan jas medis putih berlogo Lembaga Bantuan Medis Palestina dan hijab biru tua.

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

9 menit lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

24 menit lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

54 menit lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

1 jam lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

2 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

2 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

4 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

4 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya