TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada yang menyangka tentara Israel menembak Razan Najjar, perawat yang saat itu berupaya menyelamatkan korban luka demonstrasi di perbatasan Gaza dengan Israel pada Jumat 1 Juni. Ia bersama rekannya, seperti hari-hari sebelumnya, berlari mendekati pagar perbatasan di Khuzaa, Gaza, untuk menarik korban luka dari kepulan gas air mata atau peluru tajam.
Satu jam sebelum subuh pada Jumat 1 Juni lalu, atau bertepatan minggu ke-10 demonstrasi di Gaza, Razan berlari ke arah pagar perbatasan untuk menolong demonstran. Rupanya ini adalah aksi kemanusiaan terakhir Razan Najjar.
Baca: Ibunda Razan Najjar: Putri Saya Sengaja Ditembak Sniper Israel
Saat merawat korban luka tiba-tiba tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari seberang pagar dan salah satunya menembus dada Razan Najjar. Tidak lama kemudian Razan Najjar dinyatakan tewas dan darahnya menodai seragam putih yang menandakan ia sebagai petugas medis.
Seorang perawat menangis setelah rekannya Razan Al-Najar tewas tertembak tentara Israel saat bentrokan antara warga Palestina dengan tentara Israel di perbatasan Gaza, 1 Juni 2018. Kematian Razan menambah daftar warga Palestina yang tewas oleh peluru Israel, menjadi 123 orang. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Menurut pengakuan tentara Israel pada demonstrasi Jumat kemarin, ribuan warga Palestina menyerbu lima lokasi di sepanjang pagar perbatasan, membakar ban dan melempar batu. Satu kendaraan militer Israel terbakar dan diledakkan oleh pengunjuk rasa Palestina menggunakan granat.
Kesaksian kerabat menyebut ketika itu Razan Najjar berlari ke arah pagar mengenakan seragam putihnya dan mendekati orang tua yang terkena tembakan gas air mata di kepala, tutur kerabat Razan Najjar, Ibrahim al-Najjar.
Para pengunjuk rasa Palestina mengevakuasi Razan Najjar setelah tertembak di Jalur Gaza, 1 Juni 2018. Setelah tertembak, Razan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal di ruang operasi. AP Photo/Adel Hana
Baca: Relawan Medis Gaza Ditembak Sniper Israel saat Evakuasi Korban
Saksi lain dari Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan Razan Najar dan paramedis lain mendekati pagar dengan mengangkat tangan untuk memberi isyarakat kepada tentara Israel bahwa mereka hendak menolong korban luka di dekat pagar. Saat itu rekan-rekan Razan Najjar juga merawat Razan karena ia juga terkena efek gas air mata. Namun dia ditembak hanya sekitar 91 meter dari pagar perbatasan saat ia baru saja selesai membalut seorang pria dengan perban.
Ibrahim al-Najjar membawa tubuh Razan dibantu dua orang ke ambulans. Razan Najjar tiba di rumah sakit lapangan dalam kondisi kritis. Kemudian ia dirujuk ke rumah sakit Gaza Eropa di Khan Younis dan akhirnya meninggal di ruang operasi.