Amerika Serikat Pindai Sidik Jari untuk Klaim Anak Imigran Gelap
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 30 Mei 2018 11:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump akan segera memindai sidik jari orang tua yang ingin mengklaim hak asuh anak-anak yang masuk Amerika Serikat secara ilegal dan imigran gelap tanpa disertai kerabat dewasa. Langkah ini memicu kecaman karena anak-anak beresiko ditinggalkan oleh mereka yang takut diidentifikasi dan dideportasi.
Sebelumya sebagian besar orang tua tidak perlu pemindaian sidik jari untuk mendapatkan hak asuh anak-anak mereka.
Undang-undang Amerika Serikat membatasi masa penahanan remaja, sehingga mereka yang tertangkap menyeberangi perbatasan sering dilepas ke penyokong atau kerabat dewasa di Amerika Serikat. Anak-anak tersebut kemudian diminta datang ke pengadilan imigrasi untuk menolak deportasi mereka.
Baca: Angkatan Laut Spanyol Selamatkan 408 Imigran di Mediterania
"Kami akan mendata penyokong lebih teliti," kata Steven Wagner, Asisten Sekretaris Penindak Administrasi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) untuk Anak-anak dan Keluarga.
"Dengan kerjasama Departemen Keamanan Dalam Negeri, kami akan melakukan pemeriksaan latar belakang melalui sidik jari setiap penyokong," tutur Steven Wagner seperti dilaporkan Reuters, 20 Mei 2018.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan bertanggung jawab untuk mencari perumahan bagi anak-anak imigran gelap, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri akan memberlakukan kebijakan imigrasi. Berdasarkan sebuah memorandum baru, Departemen Keamanan Dalam Negeri akan membantu memindai sidik jari dengan kerjasama Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan pada setiap individu yang menuntut hak asuh.
Baca: Begini Kondisi Imigran Amerika Tengah saat Akan Menuju AS
Pendukung imigran mengatakan kebijakan baru ini akan mencegah orang tua untuk mengklaim anak-anak mereka.
"Kebijakan ini pasti akan membuat penyokong yang memenuhi syarat jadi takut dan meninggalkan anak-anak muda yang rentan masuk penjara imigrasi," kata Rich Leimsider, Direktur Eksekutif dari Safe Passage Project, yang mewakili anak-anak imigran di New York, Amerika Serikat.
Namun Steven Wagner menepis kekhawatiran tersebut dengan mengatakan,"Jika seseorang tidak mau mengklaim anak mereka dari tahanan karena mereka khawatir tentang status imigrasi mereka sendiri, saya pikir secara de facto yang menjadi pertanyaan apakah mereka adalah penyokong yang memadai dan apakah kita harus melepaskan anak itu kepada orang bersangkutan."
Pada Maret dan April, lebih dari 50.000 orang ditahan setiap bulan karena mencoba menyeberangi perbatasan secara ilegal. Jumlah ini sama dengan yang terjadi selama pemerintahan Barack Obama. Selama dua bulan, sekitar 8.400 anak-anak imigran gelap yang tanpa pengawasan ditangkap di perbatasan Amerika Serikat.