Untuk Pertama Kalinya, Inggris Hukum Pelaku Kawin Paksa

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Rabu, 23 Mei 2018 15:01 WIB

Nasoin Akhter (15) tertunduk meratapi pernikahannya dengan seorang pria berumur 32 tahun di Manikganj, Bangladesh, 20 Agustus 2015. Nasoin dipaksa menikah dengan pria berumur 32 tahun saat usianya masih 15 tahun karena kondisi ekonomi orang tuanya yang sulit. Allison Joyce/Getty Images

TEMPO.CO, London - Seorang ibu asal Inggris dihukum karena membuat putrinya yang masih remaja untuk kawin paksa di Pakistan. Ini membuat perempuan itu sebagai orang pertama Inggris yang dihukum untuk kasus pernikahan paksa.

Perempuan yang tidak disebutkan namanya itu dinyatakan bersalah setelah menjalani persidangan di pengadilan Birmingham Crown Court. Pengadilan mendengarkan pengakuan korban yang menangis saat dipaksa menikah dengan seorang pria yang masih berkerabat dan berumur 16 tahun lebih tua darinya.

Baca: Wanita Korban Kawin Paksa Sajikan Susu Beracun, 13 Orang Tewas

Bahkan bertahun-tahun sebelumnya sang gadis dilecehkan secara seksual sesaat setelah kontrak pernikahan dibuat. Gadis, yang saat itu berusia 13 tahun itu, harus menjalani aborsi saat kembali ke Inggris.

Advertising
Advertising

Pengadilan Birmingham Crown Court memproses kasus kawin paksa yang melibatkan seorang ibu asal Inggris dan putrinya, yang diminta kawin paksa di Pakistan, Selasa, 22 Mei 2018. Daily Mail

Ini adalah pertama kalinya kasus perkawinan paksa berhasil dituntut di pengadilan pidana di Inggris. Sang ibu menipu anak gadisnya dengan mengajaknya bepergian ke luar negeri pada 2016.

Baca: Kawin Paksa Jadi Penyebab Tertinggi Perceraian

Ketika gadis itu mendekati ulang tahunnya yang ke-18, dia ditipu oleh ibunya untuk pergi ke Pakistan dengan alasan sebagai liburan keluarga.

Sang ibu, yang tidak disebutkan namanya karena alasan hukum untuk melindungi identitas korban, dihukum karena menipu korban untuk pergi ke Pakistan, untuk masuk ke dalam pernikahan palsu, pernikahan paksa dan sumpah palsu, setelah dia berbohong tentang kejadian itu di Pengadilan Tinggi.

Daily Mail melansir saat memberikan bukti selama persidangan, gadis itu menceritakan persiapan pernikahan terus dilakukan meskipun dia keberatan.

Pasangan itu kemudian menikah pada September 2016 setelah dia merayakan ulang tahunnya yang ke-18 dan pasangannya berusia 33 tahun.

"Saya tidak ingin menikah dengannya," kata gadis itu, seperti dilansir Mirror pada 23 Mei 2018.

Gadis itu terus menahan siksaan hingga ia kembali ke Inggris dan mengeluhkan paksaan ibunya itu. Ibunya langsung dipanggil ke Pengadilan Tinggi pada awal tahun lalu.

Membuka kasus, jaksa Deborah Gould mengatakan korban adalah seorang gadis muda yang dikecewakan oleh ibunya.

Ketika putusan dibacakan, terdakwa tampak terkejut. Si ibu lalu ditahan untuk dijatuhi hukuman pada Rabu, 23 Mei 2018.

Gadis itu dikembalikan ke Inggris dengan bantuan dari Home Office dengan polisi dan pekerja sosial menceritakan peristiwa kawin paksa yang sebenarnya. Ini berujung pada penangkapan si ibu pada Januari 2017.

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

22 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

9 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

10 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

11 hari lalu

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.

Baca Selengkapnya

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

15 hari lalu

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.

Baca Selengkapnya