Suku Minoritas Rohingya Myanmar Bakal Dapat Keadilan?

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 12 Mei 2018 09:01 WIB

Para pengungsi Rohingya melintasi pematang sawah setelah melarikan diri dari Myanmar menuju Palang Khali, Bangladesh, 2 November 2017. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Para aktivis dan pengacara di Inggris meluncurkan sebuah kampanye untuk mengadili para pelaku kejahatan perang terhadap penduduk etnis minoritas Rohingnya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Para aktivis dan pengacara itu sepakat membuat kelompok bernama Keadilan bagi Minoritas Rohingya atau JFRM dan meluncurkan kampanye tersebut pada sebuah seremoni di kantor pusat Amnersti Internasional di Ibu Kota London, Rabu, 9 Mei 2018.

Abdulla Faliq, Kepala Eksekutif JFRM, seperti dikuti dari Aljazeera.com pada Jumat 11 Mei 2018, mengatakan kampanye ini semata ditujukan untuk mencari keadilan bagi hampir 700.000 penduduk minoritas Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh pada tahun lalu menyusul brutalnya tindakan yang dilakukan militer Myanmar. Kampanye ini akan mendesak percepatan proses hukum dan mendesak pemerintah Inggris agar ikut menekan Myanmar. Bukan hanya itu, kampanye ini juga untuk mendorong Myanmar agar merepatriasi para pengungsi suku Rohingya dengan kewarganegaraan penuh.

Kelompok JFRM menyatakan akan mengumpulkan bukti-bukti terjadinya tindakan kriminal terhadap penduduk etnis minoritas Rohingya dan mengambil langkah-langkah untuk mengadili pihak-pihak yang bersalah. JFRM terdiri dari pengacara, akademisi dan ahli hukum.

Baca: Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Imigran Rohingya yang ditemukan terdampar diistirahatkan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Bireuen, Aceh, 20 April 2018. Sebanyak 76 warga Rohingya menaiki perahu kayu bermesin lima GT untuk mencari suaka. ANTARA/Rahmad

Advertising
Advertising

Baca: Myanmar Undang Jurnalis ke Rakhine, Ini Temuan Aneh Soal Rohingya

Sebelumnya, PBB telah menyebut militer Myanmar telah melakukan tindakan menyerang atau pembersihan etnis terhadap suku minoritas Rohingya pada Agustus 2017. Sedangkan kelompok-kelompok HAM mengatakan pembunuhan, perkosaan dan pembakaran adalah kejahatan perang.

Myanmar menyangkal segala tuduhan itu. Sebaliknya, pemerintah Myanmar mengatakan pihaknya telah melakukan tindakan proporsional setelah meletupnya serangan di pos perbatasan oleh militan bersenjata Rohingya. Namun pernyataan Myanmar itu disangsikan banyak pihak karena Myanmar memblokade tim penyidik PBB untuk masuk ke lokasi kejadian.

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

17 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya