Mahathir Mohamad Meminta Raja Malaysia segera Lantik PM Baru
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Kamis, 10 Mei 2018 13:25 WIB
TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Kandidat Perdana Menteri Malaysia terpilih, Mahathir Mohamad, meminta Raja Yang di-Pertuan Agong, untuk segera menunjuk dan melantiknya sebagai PM, yang memenangkan pemilu dari kubu koalisi oposisi Pakatan Harapan.
Mahathir berharap pelantikan bisa berlangsung sebelum pukul lima sore ini. Ini karena saat ini pemerintahan Malaysia sudah vakum sejak berlangsungnya proses pencoblosan pada pemilu kemarin.
Baca: Mahathir Menang Pemilu, Jadi Perdana Menteri Malaysia Lagi
Mahathir mengatakan ini dalam jumpa pers balasan setelah Najib Razak, pelaksana tugas PM Malaysia, usai menggelar jumpa pers dan mengatakan tidak ada partai yang memenangkan jumlah mayoritas sederhana kursi di parlemen.
Najib beralasan ini memberi peluang kepada Sultan Muhammad V dari Kelantan untuk memilih siapa yang dikehendakinya sebagai PM Malaysia.
Baca: Najib Vs Mahathir Beradu Siaran Langsung Jelang Pemilu Malaysia
“Saat ini tidak ada pemerintahan. Pemerintahan interim telah bubar sejak kemarin malam,” kata Mahathir dalam jumpa pers, yang dihadiri sejumlah pemimpin koalisi oposisi seperti Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail, Kamis, 10 Mei 2018 seperti dilansir Malaysia Kini.
Mahathir mengatakan menurut Konstitusi Federal, raja berkewajiban menunjuk seorang anggota parlemen yang mendapat dukungan mayoritas dari Dewan Rakyat atau parlemen sebagai Perdana Menteri.
“Kami berdiri bersama konstitusi bahwa Perdana Menteri harus mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen di Dewan Rakyat,” kata Mahathir.
Mahathir, yang pernah menjadi PM selama 22 tahun, mengatakan,”Konstitusi tidak menyebut soal partai hanya anggota parlemen sebagai individu.”
Dalam jumpa pers ini, Mahathir didampingi Presiden PKR, Wan Azizah, Sekjen DAP, Lim Guan Eng, Presiden Partai Amanah, Mohammad sabu, dan Presiden PPBM, Muhyiddin Yassin.
Mahathir juga mengatakan pimpinan empat partai ini telah menulis surat kepada raja bahwa anggota parlemen terpilih telah mendukung Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Mahathir juga mengatakan soal adanya kebingunan sebagian orang mengenai perolehan suara Pakatan Harapan sudah diklarifikasi.
Menurut hasil penghitungan suara oleh KPU Malaysia, koalisi Pakatan Harapan mendapat 113 kursi di parlemen. Ini merupakan gabungan dari Partai Keadilan Rakyat dengan 104 kursi dan 9 kursi dari Democratic Action Party.
Lalu ada tambahan dari Partai Warisan Sabah sebanyak 8 kursi dan satu dari independen. Kandidat independen yang menang adalah P Prabakaran, yang didukung PH setelah kandidat dari PH yaitu Tian Chua terdiskualifikasi. Mahathir maju sebagai anggota parlemen dari daerah Langkawi dan menang dengan mengalahkan inkumben dari Barisan Nasional.