Protes Riset Universitas Manchester Berakhir di Tangan Israel

Reporter

Tempo.co

Jumat, 27 April 2018 14:00 WIB

Universitas Manchester. aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis menyuarakan kemarahan mereka setelah teknologi graphene yang dikembangkan Universitas Manchester, Inggris, ternyata disuplai ke sebuah manufaktur senjata di Israel. Graphene adalah sebuah konduktor panas terbaik dua dimensi yang terdiri atas satu lapis karbon atom. Teknologi itu dipuji karena kekuatannya, fleksibilitasnya, dan konduktivitasnya.

Baca: Demi Palestina, Lima Mahasiswa Inggris Mogok Makan

Israel Aerospace Industries memproduksi drone Harop. WikiCommons

Baca: Duh, Profesor Teknik Kimia Ini Jadi Bintang Film Mesum

Kemarahan para aktivis bermula pada Oktober 2017, saat perusahaan teknik rekayasa Versarien, mengumumkan sebuah kesepakatan kerja sama dengan Industri Ruang Angkasa Israel atau IAI untuk melakukan uji coba sebuah graphene menurut materi dasarnya yang disebut Nanene.

Advertising
Advertising

Nanene telah dikembangkan para ilmuan di Universitas Manchester, Inggris, dan hak ciptanya pada 2014 jatuh kepada Versarien atau ketika perusahaan itu membeli sekitar 85 persen saham 2-Dtech Limited, sebuah perusahaan yang memutuskan hengkang dari riset graphene yang dilakukan Universitas Manchester. Sedangkan IAI diketahui memproduksi sejumlah teknologi militer, seperti sistem misil, jet tempur, serta pesawat tanpa awak atau drone, termasuk Harop, sebuah drone bunuh diri yang bisa bertahan di angkasa selama beberapa jam sebelum meluncur ke targetnya dan melepaskan tembakan.

“Apa yang kami miliki di sini adalah sebuah kemampuan untuk mengambil materi-materi dan memonitor dengan ketat dengan mitra kami di IAI. Bukan hanya jet tempur, tapi juga proyek-proyek pertahanan dan ruang angkasa,” kata CEO Versarien, Neill Ricketts, seperti dikutip dari situs Al-Jazeera, Jumat, 27 April 2018.

Mahasiswa asal Palestina yang sedang berkuliah di Universitas Manchester, Huda Ammori, menuturkan kepada Al-Jazeera bahwa mahasiswa dan akademikus tidak sadar bahwa mereka telah membantu penelitian yang menguntungkan perdagangan senjata api. Di kalangan universitas, penelitian mengenai graphene telah membawa keuntungan yang sangat besar, di antaranya menyediakan air minum bersih bagi jutaan orang. Namun penggunaan graphene di industri senjata telah menarik perhatian publik besar-besaran pada perdagangan senjata.

Ammori mengaku sangat malu karena uang kuliahnya di Universitas Manchester akan digunakan untuk penelitian komponen-komponen yang akan berakhir di tangan militer Israel, yang secara terbuka mengakui melakukan uji senjata-senjata kepada rakyat Palestina.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

5 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

5 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

6 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

6 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

7 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

7 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

7 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

8 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

8 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya