Kamboja Mengincar Sam Rainsy, Tuding Sabotase Pemilu

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Sabtu, 21 April 2018 09:59 WIB

Mantan Pemimpin Oposisi Kamboja, Sam Rainsy, saat kunjungan ke kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 16 April 2018. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengancam bakal mengambil tindakan hukum terhadap pemimpin oposisi Sam Rainsy dan rekan-rekannya, yang dituding bakal menyabotase pemilihan nasional mendatang.

Khieu Sopheak, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan seruan boikot pemilu Rainsy, yang tinggal di pengasingan, tidak mempengaruhi rakyat Kamboja yang sekarang sedang menikmati perdamaian dan pembangunan.

Baca: Oposisi Sebut Kamboja di Ambang Bangkrut, Ini Penyebab Utamanya

Advertising
Advertising

"Tetapi jika kelompok ini menghasut dan menyebabkan kekacauan sosial, angkatan bersenjata akan segera mengambil tindakan terhadap mereka," kata Gen Sopheak. "Kami telah siap untuk menjaga ketertiban dan stabilitas sosial, dan sepenuhnya mampu mengambil tindakan terhadap mereka."

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. AP Photo

Reaksi itu muncul setelah Rainsy berulang kali mendesak calon pemilih untuk menjauhkan diri dari jajak pendapat jika Cambodia National Rescue Party, yang pernah dipimpin Rainsy dan dibubarkan pemerintah, tidak dipulihkan sebelum pemilu berlangsung pada akhir Juli 2018.

Baca: Indonesia Diharapkan Bantu Atasi Demokrasi Lumpuh di Kamboja

Rainsy juga meminta pemerintah Jepang untuk memulihkan demokrasi di Kamboja, dan mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengakui hasil pemilu 2018 tanpa partisipasi partai oposisi CNRP.

CNRP dibubarkan oleh Mahkamah Agung pada November setelah pemimpinnya Kem Sokha dipenjara atas tuduhan makar karena diduga bersekongkol dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah melalui revolusi.

Setelah pembubaran CNRP, Rainsy membentuk Gerakan Penyelamatan Nasional Kamboja, yang telah dicap sebagai "kelompok teroris" oleh Perdana Menteri Hun Sen, yang berkuasa.

Pada Januari, Rainsy mendirikan CNRM sebagai tanggapan atas pembubaran partai oposisi oleh Mahkamah Agung, dengan tujuan membantu CNRP dihidupkan kembali untuk mengikuti pemilihan nasional pada Juli mendatang.

Rainsy mendesak rakyat Kamboja untuk memprotes pemerintah, menyerukan kepada angkatan bersenjata untuk tidak menembak demonstran dan menghimbau masyarakat internasional memotong bantuan.

Komite Pemilihan Umum pekan lalu memperingatkan siapa pun yang menyerukan boikot pemilu nasional mendatang akan dihukum.

UU Pemilu Kamboja menyatakan siapa pun yang tertangkap saat berupaya mencegah warga negara yang memenuhi syarat dari pemungutan suara dapat didenda antara $1.250 dan $ 5.000 atau sekitar Rp17 -- 70 juta.

Pada pekan lalu, Sam Rainsy bertandang ke kantor Media Tempo dan beberapa media nasional lainnya. Kepada Tempo, Rainsy bercerita jika kondisi perekonomian Kamboja memburuk dan negara terancam bangkrut karena mismanajemen oleh pemerintah Hun Sen.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

22 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

17 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

29 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

40 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

40 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

45 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

46 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

25 Februari 2024

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

4 Februari 2024

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet

Baca Selengkapnya