Bunuh 6 Orang di Masjid, Pelaku Tak Suka Imigran Masuk Kanada

Minggu, 15 April 2018 15:24 WIB

Para jemaah melakukan salat jenazah untuk tiga, dari enam korban penemabakan, di Masjid Quebec, Kanada, 3 Februari 2017. REUTERS/Mathieu Belanger

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria mengaku sengaja menembak mati enam orang di sebuah masjid, di Kota Quebec, Kanada, karena tidak setuju kebijakan pemerintah menerima imigran maupun pengungsi masuk ke negeri itu. Pengakuan tersebut disampaikan Alexandre Bissonnette kepada penyidik setelah melakukan serangan mematikan pada Januari 2017, sebagaimana dilaporkan CNN, Sabtu, 15 April 2018.

Dalam sebuah rekaman video yang diperlihatkan di depan majelis hakim pada Jumat, 13 April 2018, CBC melaporkan, Bissonnette mengaku melakukan pembunuhan terhadap enam korban dan enam percobaan pembunuhan pada Maret 2017.

Baca: Dua Pelaku Serangan Masjid di Kanada Ditangkap

Bercak darah terlihat di sepanjang anak tangga di dalam Masjid Quebec, Kanada, 1 Februari 2017. Aksi yang disebut sebagai serangan teroris ini telah menewaskan 6 orang. REUTERS

"Pembunuhan itu dilakukan setelah Bissonnette menyaksikan siaran televisi yang melaporkan pemerintah Kanada memutuskan menyambut kedatangan para pengungsi," tulis CNN.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan kepada petugas polisi Kota Quebec, Sersan Steve Girard, selama interogasi, "Pemerintah Kanada, Anda tahu, Anda telah menerima lebih banyak lagi pengungsi. Anda juga perlu tahu, mereka itu adalah orang-orang yang tidak bisa masuk Amerika Serikat, tapi berakhir di sini (Kanada)."

Sehari sebelum Bissonnette menyerang masjid, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mencuit di akun Twitter-nya dengan mengatakan, Kanada siap menerima kehadiran para pengungsi setelah mereka melarikan diri dari tekanan dan tirani. Gerakan ini sekaligus sebagai jawaban atas penolakan Presiden Donald Trump terhadap kaum imigran.

Bercak darah terlihat di sebuah gudang yang berada di dalam Masjid Quebec, usai terjadinya aksi penembakan di Kanada, 1 Februari 2017. REUTERS

Kebijakan Trudeau tersebut direspons Bissonnette dengan serangan senjata api ke sejumlah orang di masjid.

Dia mengatakan kepada Sersan Girard, seperti ditulis CBC, dia ingin menyelamatkan masyarakat dari serangan teroris. "Mungkin ada yang berterima kasih atas perbuatan saya. Sebab akan ada ratusan orang yang selamat."

Bissonnette menerangkan, dia terobsesi melakukan serangan tersebut selama berbulan-bulan karena orang tua dan saudara kembarnya menjadi korban serangan teroris di Eropa. "Saya harus melakukan sesuatu. Saya tersiksa berbulan-bulan," katanya.

Baca: Sebelum Menembaki Jemaah Masjid Kanada, Pelaku Katakan Ini

Pada 29 Januari 2017, menurut sejumlah saksi mata, Bissonnette masuk ke pusat kebudayaan Islam Quebec dan memuntahkan peluru tajam dari senapan yang dibawa ke arah kerumunan pria, wanita, dan anak-anak.

Akibat ulahnya, enam orang muslim di sebuah masjid, di Kanada itu tewas. Mereka terdiri atas Mamadou Tanou Barry, 42 tahun, Abdelkrim Hassane (41), Khaled Belkacemi (60), Aboubaker Thabti (44), Azzeddine Soufiane (57), dan Ibrahima Barry (39).

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

14 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

17 hari lalu

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

Polisi Kanada menangkap sembilan orang yang diduga melakukan pencurian emas terbesar dalam sejarah.

Baca Selengkapnya

Kini Walikota Kanada, Pria Ini Pernah Jadi Gelandangan dan Pecandu Narkoba

25 hari lalu

Kini Walikota Kanada, Pria Ini Pernah Jadi Gelandangan dan Pecandu Narkoba

Seorang walikota Kanada pernah menjadi gelandangan dan pecandu narkoba. Ia berhasil bangkit dan menjadi pemimpin sebuah kota di Kanada.

Baca Selengkapnya

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

27 hari lalu

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

Laporan Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) menemukan bahwa ada campur tangan Cina dalam dua pemilu terakhir di negara itu.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

28 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

29 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Sambut Wisatawan Gerhana Matahari Total, Kota di Kanada Umumkan Keadaan Darurat

29 hari lalu

Sambut Wisatawan Gerhana Matahari Total, Kota di Kanada Umumkan Keadaan Darurat

Kawasan air terjun Niagara dinyatakan National Geographic sebagai salah satu tempat terbaik untuk melihat gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Serukan Penyelidikan Independen Atas Pembunuhan Pekerjanya di Gaza

32 hari lalu

World Central Kitchen Serukan Penyelidikan Independen Atas Pembunuhan Pekerjanya di Gaza

World Central Kitchen menyerukan "investigasi pihak ketiga yang independen" terhadap serangan udara Israel yang menewaskan tujuh stafnya di Gaza.

Baca Selengkapnya