Pengacara Jurnalis Reuters Pertanyakan Putusan Hakim Myanmar

Editor

Budi Riza

Kamis, 12 April 2018 10:59 WIB

Ke-10 pria Rohingya berlutut dengan tangan di kepala, sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 1 September 2017. Soe Chay juga mengungkapkan bahwa saat 10 pria mereka dikuburkan, beberapa di antaranya masih bersuara, yang lainnya sudah mati. REUTERS

TEMPO.CO, Yangon – Pengacara dua jurnalis Reuters yang ditahan polisi Myanmar mempertanyakan putusan hakim yang menolak pembebasan kedua kliennya yaitu Wa Lone, 32 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun.

“Pertanyaan saya adalah mengapa kedua jurnalis masih ditahan di penjara jika laporan mereka memang benar,” kata Than Zaw Aung, salah satu anggota tim pengacara seusai persidangan di pengadilan Yangon, Myanmar, seperti dilansir Guardian, Rabu, 11 April 2018.

Baca: Bunuh 10 Rohingya, Myanmar Hukum 7 Tentara 10 Tahun Penjara

Advertising
Advertising

Seperti diberitakan, 7 tentara Myanmar yang terlibat pembantaian massal 10 warga pria etnis Rohingya dikenai hukuman 10 tahun penjara dan kerja paksa.

Wartawan Myanmar Wa Lone (kiri) dan Kyaw Soe Oo. REUTERS/Antoni Slodkowski /

Mengenai penahanannya ini, Wa Lone mengatakan bahwa dia dan rekannya adalah jurnalis yang sedang menjalankan tugas jurnalistik.

Baca: PBB: Myanmar Belum Siap Terima Kembali Rohingya

“Para pelaku pembunuhan masal mendapat hukuman 10 tahun penjara. Kami hanya mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan memberitakannya dan kami menghadapi pengadilan dengan ancaman hukuman 14 tahun penjara,” kata Wa Lone.

Kasus ini semakin mendapat perhatian dunia internasional setelah pengacara HAM terkenal Amal Clooney bergabung dalam tim pengacara pembela kedua jurnalis. Amal adalah istri dari aktor Hollywood, George Clooney.

“Kami merasa sangat kecewa dengan putusan pengadilan itu,” kata Stephen J. Adler, pemimpin redaksi Reuters, seperti dilansir Reuters, Rabu, 11 April 2018.

Adler menambahkan,”Kami meyakini ada landasan yang kuat bagi pengadilan untuk menghentikan persidangan kasus ini dan melepaskan jurnalis kami. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo sedang meliput isu di Myanmar dengan cara independen dan imparsial.”

Hakim beralasan ingin mendengar sisa delapan orang saksi dari 25 saksi dalam kasus ini sehingga melanjutkan kasus ini. Menurut undang-undang era kolonial Official Secrets Act Myanmar, kedua jurnalis terancam hukuman maksimal hingga 14 tahun penjara.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

4 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

8 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya