Setelah Baja, Trump Bakal Ganjar Impor Produk Canggih Cina

Editor

Budi Riza

Senin, 2 April 2018 15:49 WIB

Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping, saat acara bertemu dengan pemimpin bisnis di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Jakarta - Baru saja mengenakan kenaikan tarif untuk produk dasar seperti baja dan aluminium, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bakal kembali menyasar Cina.

Kali ini, Trump bakal menyasar produk-produk teknologi canggih asal Cina sehingga bakal meningkatkan perang dagang kedua ekonomi terbesar dunia ini.

Baca: Donald Trump: Saya Tidak Menyalahkan Cina

Para pejabat teknologi industri AS mengatakan tarif terbaru Trump ini bakal mentarget produk-produk canggih yang termasuk dalam program Made in China 2025. Ini adalah program pemerintah Cina untuk memutakhirkan berbagai teknologi industri di negara komunis itu.

Advertising
Advertising

Baca: Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika

“Daftar produk teknologi canggih senilai US$50—60 miliar (sekitar Rp688 -- 825 triliun) impor setiap tahunnya,” begitu dilansir Reuters, Senin, 2 April 2018.

Produk-produk canggih buatan Cina ini, sebagai gambaran, seperti teknologi informasi canggih, robot, pesawat, kapal, perlengkapan kereta api canggih, kendaraan energi listrik, perlengkapan listrik cangghi, mesin-mesin pertanian, farmasi hingga material canggih.

Hubungan kedua negara memburuk setelah Trump meminta Cina mengurangi defisit perdagangan AS dan Cina, yang mencapai sekitar US$350 miliar per tahunnya atau sekitar Rp4,8 triliun. Trump secara spesifik meminta Cina mencukur defisit ini sebanyak US$100 miliar dollar sehingga bisa impas dalam empat tahun.

Pemerntah Cina menolak permintaan ini dan mengatakan akan melindungi kepentingan nasional dan industrinya.

Pada Senin, 2 April 2018, Kementerian Perdagangan Cina membalas kenaikan tarif impor baja dan aluminium yang dibuat Trump. Media propaganda Cina, Global Times mengatakan percikan perang dagang AS dan Cina sudah dimulai. Trump mengatakan pengenaan tarif ini untuk melindungi industri domestik AS.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

45 menit lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

12 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

15 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

17 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya