PM Pakistan Abbasi: Selamat Datang Malala Yousafzai

Reporter

Tempo.co

Jumat, 30 Maret 2018 10:41 WIB

Malala Yousafzai berpose dengan buket bunga usai berbicara dalam konferensi pers di Perpustakaan Birmingham, di Birmingham, Inggris, Jumat 10 Oktober 2014, setelah ia dinobatkan sebagai salah satu peraih penghargaan Nobel Kedamaian. Nobel Kedamaian 2014, diberikan kepada Malala Yousafzai dari Pakistan Kailash Satyarthi dari India, karena telah berani mempertaruhkan nyawa mereka bagi hak anak. AP/Rui Vieira

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Paksitan, Shahid Khaqan Abbasi, menyambut kedatangan Malala Yousafzai, peraih Nobel Perdamaian 2014. Dia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya karena putri kebanggaan Pakistan itu akhirnya pulang kampung.

“Anda berusia 13 tahun ketika meninggalkan Pakistan dan sekarang Anda telah menjadi warga negara paling terkenal di Pakistan. Seluruh dunia memberikan Anda kemuliaan dan hormat, termasuk dari Pakistan, yang merupakan rumah Anda. Sekarang Anda bukan lagi warga negara biasa. Keamanan Anda adalah tanggung jawab kami. Selamat datang Malala,” kata Abbasi, Kamis, 29 Maret 2018.

Baca: Setelah 6 Tahun Penembakan, Malala Yousafzai Pulang Ke Pakistan

Malala Yousafzai (17 tahun) tiba di Oslo untuk menghadiri penganugerahan Nobel Perdamaian di Oslo, 8 Desember 2014. 2014. Ia juga menjadi peraih Nobel perdamaian termuda sepanjang sejarah. REUTERS/Suzanne Plunkett

Advertising
Advertising

Baca: Ketika Kembali ke Pakistan, Malala Yousafzai Tak Tahan Tangis

Dikutip dari www.dawn.com pada Jumat, 30 Maret 2018, Perdana Menteri Abbasi menjelaskan setelah Malala meninggalkan Pakistan, negara itu harus berjuang dalam sebuah pertempuran melawan teroris yang melibatkan 6.500 pasukan militer, 25.000 aparat kepolisian dan warga sipil yang ikut membantu. Terorisme telah dihapuskan, kendati begitu pemerintah Pakistan masih menjalani sebuah perang melawan terorisme.

“Kesampingkan apa yang dunia katakan tentang kami. Pakistan sedang memerangi perang terbesar, yakni melawan terorisme. Lebih dari 200.000 pasukan militer dilibatkan dalam perang ini,” kata Abbasi.

Malala pulang kampung 6 tahun setelah peristiwa penembakan terhadapnya oleh militan Taliban. Dia berada di Pakistan untuk menghadiri sebuah seremoni menandai pencapaiannya sebagai aktivis bagi pendidikan anak-anak perempuan. Sumber mengatakan kepada DawnNewsTV bahwa Malala Yousafzai akan membagi rencana-rencana masa depannya dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Pakistan. Sebelumnya Abbasi telah memastikan kepada Malala bahwa dia mendukung proyek-proyek pendidikan yang akan dikerjakan Malala.

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

3 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

13 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

19 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

20 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

29 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

31 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

54 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

59 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

5 Maret 2024

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

4 Maret 2024

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya