Hun Sen ke Oposisi: Tak Ada Pengampunan bagi Pengkhianat

Selasa, 27 Maret 2018 18:21 WIB

PM Kamboja, Hun Sen bereaksi atas pertanyaan jurnalis saat dia berjaalan dengan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela KTT Asean--Australia, 16 Maret 2018. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menolak berbicara tentang rekonsiliasi dengan satu-satunya partai oposisi yang telah dibubarkan atas perintah pengadilan November lalu.

Hun Sen juga akan menolak permohonan negara-negara asing yang mendoorng pembicaraan dengan mantan pemimpin oposisi di pengasingan, Sam Rainsy dan oposisi lain yang dihukum atas isu-isu politik.

Baca: 45 Negara Kecam Hun Sen, Minta Tokoh Oposisi Dibebaskan

Dia juga mengesampingkan kemungkinan pengampunan untuk kedua pendiri Partai Penyelamatan Nasional Kamboja yang sekarang berada di pengasingan dan lainnya yang dibui untuk menunggu sidang atas tuduhan pengkhianatan.

"Saya ingin mengumumkan yang pertama, tidak akan ada pembicaraan dengan pengkhianat; kedua, tidak akan ada pengampunan atau pengurangan hukuman penjara bagi pengkhianat ini," kata Hun Sen dalam pidato saat upacara wisuda satu universitas di Pnom Penh, seperti dilanssir Xinhua pada 27 Maret 2018.

Baca: 30 Tahun Berkuasa di Kamboja, Hun Sen Ingin Lanjut 10 Tahun Lagi

Hun Sen juga menegaskan bahwa pemilihan nasional akan tetap diadakan sesuai jadwal, yakni 29 Juli 2018, meskipun tidak ada partisipasi dari oposisi. Ia juga menolak partisipasi asing dalam pemilu tersebut.

Advertising
Advertising

Pernyataan Hun Sen datang sehari setelah Rainsy mengajak untuk membahas perselisihan politik saat ini. Rainsy, Ketua Partai Penyelamatan Nasional Kamboja yang telah dibubarkan, hidup di pengasingan di Prancis sejak November 2015 untuk menghindari hukuman setidaknya delapan tahun penjara karena kasus pencemaran nama baik dan penghasutan.

Baca: PM Hun Sen Tolak Dialog dengan Oposisi yang Diberangusnya

Partainya sebelumnya digadang-gadang akan menjadi satu-satunya oposisi yang kredibel terhadap Partai Rakyat Kamboja Hun Sen dalam pemilihan umum pada Juli ini.

Pembubaran partai oposisi serta tindakan keras terhadap pers, dianggap bertujuan untuk memenangkan Hun Sen yang telah memegang kekuasaan selama lebih dari tiga dekade.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

4 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

5 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

22 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

34 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

45 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

45 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

50 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

51 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

25 Februari 2024

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya