Diduga Terima Uang Diktator Libya Gaddafi, Sarkozy Ditangkap

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Rabu, 21 Maret 2018 07:01 WIB

Kasus Korupsi yang Menjerat Sarkozy

TEMPO.CO, Paris - Mantan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, ditangkap polisi setelah diduga menggunakan uang dari eks diktator Libya, Muammar Gaddafi, untuk membiayai kampanye untuk pemilihan Presiden pada pemilu 2007.

Laporan Sky News pada Selasa, 20 Maret 2018 menyebutkan Sarkozy diduga menerima 50 juta euro atau setara Rp 846,8 miliar dari rezim Muammar Gaddafi. Gaddafi sendiri terbunuh pada 2011 dalam pemberontakan yang terjadi di Libya saat dia ditemukan kelompok perlawanan bersembunyi di sebuah gorong-gorong di Misrata, Libya.

Baca: Nicolas Sarkozy, Calon Presiden Prancis 2017

Advertising
Advertising

Tudingan itu pertama kali disampaikan putra mendiang diktator Libya itu dan seorang pengusaha Perancis, Ziad Takieddine. Takieddine mengaku telah mengantarkan tiga koper berisi uang dari pemimpin Libya ke mantan Presiden Perancis itu.

Pada Maret 2011, Saif al-Islam Gaddafi, putra mendiang diktator Gaddafi, mengatakan Sarkozy harus mengembalikan uang yang dia terima dari Libya untuk membiayai kampanye pemilihannya.

Baca: Dijerat Korupsi, Sarkozy Terancam Dibui 10 Tahun

Mitos kutukan ini semakin gencar setelah diktator Libya Muammar Gaddafi tewas oleh pasukan pemberontak pada 20 Oktober 2011, setelah Ramsey menjebol gawang Marseille sehari sebelumnya. REUTERS/Huseyin Dogan

"Hal pertama yang kami minta adalah badut ini mengembalikan uang itu kepada orang-orang Libya. Kami membiayai kampanyenya dan kami memiliki bukti," kata Saif.

Saif mengatakan saat itu mengirimkan tiga koper yang diisi dengan uang tunai ke Paris antara 2006 dan 2007 melalui Takieddine. Uang itu diserahkan kepada Sarkozy di kementerian Dalam Negeri saat dia menjadi menteri.

Sarkozy adalah Presiden Prancis dari tahun 2007 sampai 2012.

Pelanggaran yang dilakukan Sarkozy adalah jumlah yang diterimanya itu lebih dari dua kali lipat dari batas pengeluaran legal dalam pemilu Prancis saat itu, yaitu 21 juta euro.

Pendanaan itu juga melanggar undang-undang Perancis mengenai pembiayaan luar negeri dan keterbukaan terkait sumber dana kampanye.

Sarkozy dan manajer kampanyenya telah berulang kali membantah menerima uang dari Libya. Namun ini adalah pertama kalinya Sarkozy diperiksa dalam kaitannya dengan penyelidikan ini, yang dibuka pada April 2013.

Dia kemungkinan akan ditahan hingga 48 jam sebelum diajukan ke pengadilan untuk menjalani persidangan. Reuters melansir pengacara Sarkozy belum bisa dikontak soal penahanan ini. "Namun bekas Presiden itu pernah mengatakan tudingan soal uang Libya itu sebagai jorok dan manipulasi yang kasar," begitu dilansir Reuters.

Sarkozy sebelumnya telah diperintahkan untuk diadili dalam kasus terpisah, mengenai pembiayaan kampanye pemilihan 2012, saat dia kalah dari Francois Hollande.

Dia juga berusaha untuk kembali mencalonkan diri kembali pada pemilu 2017, tetapi gagal meyakinkan pemilih di partainya sendiri untuk mendukungnya dan harus menyerahkan kepada Francois Fillon dan Alain Juppe.

Selama masa kepemimpinannya, Sarkozy dan Gaddafi kerap melakukan penandatanganan kontrak perdagangan bernilai miliaran euro.

Meskipun menyambut diktator Libya itu ke Paris pada awal masa jabatannya tetapi kemudian Sarkozy menempatkan Perancis di garis depan serangan udara pimpinan NATO yang membantu menggulingkan rezim Gaddafi pada 2011. Sarkozy pernah menerima Gaddafi di masa awaaal pemerintahannya dan mengizinkan Gaddafi mendirikan tenda ala Badui di sebelah istana Elysee.

Berita terkait

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

25 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International, Korea Utara Nomor Berapa?

1 Februari 2024

10 Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International, Korea Utara Nomor Berapa?

Transparency International merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut 10 negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Bek Timnas Indonesia Blunder dalam Uji Coba Lawan Libya, Elkan Baggott: Tak Boleh Terjadi Lagi

6 Januari 2024

Bek Timnas Indonesia Blunder dalam Uji Coba Lawan Libya, Elkan Baggott: Tak Boleh Terjadi Lagi

Elkang Baggot merasa kecewa dengan kekalahan timnas Indonesia atas Libya. Tidak boleh melakukan kesalahan saat Piala Asia 2023.

Baca Selengkapnya

Update Poin dan Peringkat FIFA Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Libya 1-2

6 Januari 2024

Update Poin dan Peringkat FIFA Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Libya 1-2

Poin peringkat FIFA Timnas Indonesia berkurang setelah dikalahkan Libya.

Baca Selengkapnya

Yakob Sayuri Akui Masih Banyak Kekurangan Meski Cetak Gol Timnas Indonesia ke Gawang Libya

6 Januari 2024

Yakob Sayuri Akui Masih Banyak Kekurangan Meski Cetak Gol Timnas Indonesia ke Gawang Libya

Yakob Sayuri bertekad untuk memperbaiki kekurangannya demi tampil lebih baik di laga Timnas Indonesia di Piala Asia 2023.

Baca Selengkapnya

Hasil FIFA Matchday: Babak Pertama, Timnas Indonesia Tertinggal 1-2 dari Libya

5 Januari 2024

Hasil FIFA Matchday: Babak Pertama, Timnas Indonesia Tertinggal 1-2 dari Libya

Timnas Indonesia sempat unggul lewat gol Yakob Sayuri pada awal babak pertama melawan Libya di uji coba FIFA Matchday.

Baca Selengkapnya

Jika Timnas Indonesia Kalahkan Libya, Segini Poin Ranking FIFA yang akan Didapat

5 Januari 2024

Jika Timnas Indonesia Kalahkan Libya, Segini Poin Ranking FIFA yang akan Didapat

Duel uji coba kedua timnas Indonesia vs Libya untuk persiapan Piala Asia 2023 akan masuk perhitungan poin ranking FIFA.

Baca Selengkapnya

Prediksi Timnas Indonesia vs Libya: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

5 Januari 2024

Prediksi Timnas Indonesia vs Libya: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

Keberhasilan dalam duel di lini tengah akan menjadi kunci bagi timnas Indonesia atau Libya untuk memperbesar peluang menang.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Ungkap Alasan Mainkan Justin Hubner dan Ubah Posisi Witan Sulaeman saat Timnas Indonesia vs Libya

3 Januari 2024

Shin Tae-yong Ungkap Alasan Mainkan Justin Hubner dan Ubah Posisi Witan Sulaeman saat Timnas Indonesia vs Libya

Laga uji coba pertama antara Timnas Indonesia vs Libya membuat Shin Tae-yong mendapatkan sorotan.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Janji Turunkan Skuad Terbaik di Laga Kedua Timnas Indonesia vs Libya

3 Januari 2024

Shin Tae-yong Janji Turunkan Skuad Terbaik di Laga Kedua Timnas Indonesia vs Libya

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong mulai mempersiapkan tim jelang uji coba kedua melawan Libya.

Baca Selengkapnya