Amerika Vs Rusia: Ryabkov Siapkan Sanksi Balasan

Editor

Budi Riza

Jumat, 16 Maret 2018 10:40 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral mereka di KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. Keduanya dikabarkan ingin memperbaiki hubungan kedua negara yang memburuk. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia menyiapkan sanksi balasan kepada Amerika Serikat atas sanksi baru, yang diumumkan pada Kamis, 15 Maret 2018 waktu setempat.


Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan ini menanggapi sanksi baru Amerika.

Baca: PBB: Rusia dan Amerika Serikat Penyebab Kematian di Suriah

Advertising
Advertising


"Langkah itu tidak menambah hal baru mengenai pandangan Rusia atas perilaku Washington di arena global," kata Ryabkov seperti dilansir media TASS, Kamis, 15 Maret 2018. "Ini merupakan tarian berputar-putar yang tidak berdasar dan tidak terkait dengan realita, menuduh Rusia terlibat intervensi proses di dalam negeri Amerika."

Baca: Amerika Vs Rusia: Belasan Tentara Bayaran Wagner Pro Suriah Tewas


Ryabkov menambahkan atmosfer antagonis di Amerika terhadap Rusia menebal. "Mereka mengalami histeria sendiri meskipun kami telah meminta mereka berhenti dan menjaga hubungan agar tidak jatuh, melakukan dialog. Tapi ini tidak terjadi."


Seperti diberitakan Reuters, pemerintah Amerika lewat kementerian Keuangan, mengumumkan sanksi baru terhadap lima entitas dan 19 individu asal Rusia. Dua lembaga intelijen Rusia dan enam orang individunya ikut terkena sanksi ini.


Dua lembaga itu adalah Federal Security Service dan Main Intelligence Directorate. Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin, mengatakan ada sanksi tambahan, yang bakal diumumkan namun belum disebutkan waktunya.
Amerika menuding Rusia terlibat dalam serangan siber terhadap instalasi listrik dan nuklirnya sekitar dua tahun lalu. Sanksi baru ini juga mengenai 12 individu dan entitas yang telah didakwa sebelumnya terlibat intervensi pilpres AS pada 2016 untuk memenangkan Trump.


Media TASS menyebut ini pertama kalinya Amerika menggunakan undang-undang Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) untuk mengenakan sanksi terhadap individu dan entitas Rusia. Informasi soal ini disebarkan Kantor Urusan Kontrol Aset Asing dibawah Kementerian Keuangan AS.


Dua individu yang terkena sanksi dan menjadi bagian dari intelejen Rusia adalah Sergey Afanasyev dan Grigory Molchanov, yang bekerja di Main Intelligence Directorat dari kantor Staf Umum di Angkatan Bersenjata Rusia.
Kemenkeu Amerika juga mengenakan sanksi kepada perusahaan Internet Research Agency karena terlibat intervensi pilpres AS 2016 bersama para pegawainya.

Berita terkait

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

3 menit lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

7 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

8 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

17 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya