PM Inggris May Sebut Rusia Terlibat Insiden Racun Eks Intel

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Selasa, 13 Maret 2018 14:13 WIB

PM baru Inggris, Theresa May menyampaikan sambutannya pada sejumlah media saat tiba di 10 Downing Street, London, 13 Juli 2016. REUTERS/Peter Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan Rusia kemungkinan besar bertanggung jawab atas serangan racun yang menyebabkan mantan agen ganda Rusia dan putrinya koma di bangku taman di sebuah mal di Inggris pada pekan lalu.

Saat berbicara di parlemen Inggris, House of Commons, May mengatakan tidak mengumumkan tindakan pembalasan dengan mengatakan dia akan memberi Rusia kesempatan untuk menanggapi temuan pemerintahnya ini.

Dia juga akan kembali ke Parlemen pada Rabu dengan rencana untuk tindakan spesifik. Seperti dilansir Reuters, May menegaskan Rusia terlibat langsung dalam serangan melawan Inggris atau kehilangan kendali atas racun saraf yang dikembangkannya.

Advertising
Advertising

Baca: Dituduh Terlibat Pembunuhan Eks Intel, Rusia Bilang Ini

"Berdasarkan identifikasi positif racun kimia oleh para ahli terkemuka dunia di Porton Down, diketahui bahwa jenis tersebut pernah dikembangkan Rusia sebelumnya dan masih dapat melakukannya. Dan, dengan adanya catatan bahwa Rusia kerap melakukan pembunuhan dengan dukungan negara serta penilaian kami bahwa Rusia memandang beberapa pembelot sebagai target yang sah untuk pembunuhan, maka pemerintah menyimpulkan sangat mungkin Rusia bertanggung jawab atas tindakan terhadap Sergei dan Yulia Skripal," kata May, Senin, 12 Maret 2018.

Mantan Intelijen Rusia dan MI6, Kolonel Sergei Skripal, sekarat di rumah sakit di Inggris karena terpapar zat misterius [SKY NEWS]

Baca: Intelijen, Diplomat, Pengusaha Rusia Tewas Misterius di Inggris

Namun dalam sambutannya itu, May menggambarkan serangan sembrono dan brutal itu, tidak hanya membahayakan nyawa dua korban utamanya, Sergei Skripal, 66, dan putrinya, Yulia, 33, yang saat ini kondisi keduanya masih kritis, melainkan juga membahayaan sejumlah orang lainnya, termasuk petugas polisi yang masih dirawat di rumah sakit.


"Inggris tidak akan mentolerir upaya brutal untuk membunuh warga sipil tak berdosa di tanah kami," kata May.

Segera setelah pidato May itu, pemerintah Rusia menanggapi dengan mengatakan hal itu sebagai tontonan yang dirancang untuk menyesatkan.

"Ini adalah pertunjukan sirkus di parlemen Inggris," kata kantor berita Tass mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusi, Maria Zakharova.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, juga mendukung kesimpulan pemerintah Inggris, dengan mengatakan racun itu jelas berasal dari Rusia.

Presiden Vladimir Putin tandatangan pembelian 10 pesawat pengebom strategi TU-160M

Ilmuwan Inggris menyimpulkan zat kimia yang digunakan untuk meracun mantan intelijen Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia, dibuat di Rusia.

Sejumlah ujicoba telah dilakukan para ahli dari Laboratorium Kimia Porton , Kementerian Pertahanan Inggris, pada Minggu kemarin. Peneliti menemukan tanpa keraguan racun itu digunakan dalam upaya pembunuhan pada 4 Maret lalu terhadap Skripal dan putrinya.

Beberapa sumber di pemerintah Inggris mengatakan kepolisian dan pejabat bidang keamanan telah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk mengkaitkan pemerintah Rusia dalam serangan pada Skripal ini. Racun yang digunakan untuk menyerang Skripal adalah Novichok, racun saraf yang dikembangkan Rusia pada tahun 1987 di State Union Scientific Research Institute untuk Kimia Organik dan Teknologi.

Skripal pingsan di sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury hampir sepekan lalu setelah terpapar racun yang merusak saraf. Dia dan putrinya segera dilarikan ke rumah sakit.

Skripal dijatuhi hukuman karena telah menyerahkan rahasia-rahasia Rusia ke intelejen Inggris selama rentang waktu 1995 dan 2004. Namun dia mendapatkan pengampunan dan diasingkan ke Inggris dalam sebuah pertukaran mata-mata pada 2010. Putrinya tinggal di Rusia tapi sering menghabiskan waktu lama di Inggris. Keduanya masih dalam kondisi kritis di rumah sakit Salisbury.

Pengumpulan bukti-bukti ilmiah mengenai serangan ini bisa menjadi langkah awal bagi pemerintah Inggris untuk secara resmi menuding Rusia mencoba membunuh Skripal di teritorial Inggris.

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

8 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

10 jam lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

14 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

17 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya