Coca Cola Bakal Luncurkan Minuman Beralkohol Pertama di Jepang

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Jumat, 9 Maret 2018 09:05 WIB

Kemasan Coca cola yang dihiasi dengan nama-nama populer di masyarakat Indonesia. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minuman ringan bersoda, Coca Cola, berencana meluncurkan minuman beralkohol pertamanya di Jepang. Ini sebuah langka mengejutkan untuk sebuah perusahaan AS yang identik dengan produk cola dan minuman non-alkohol lainnya.

Coca Cola, yang sempat berkecimpung dalam bisnis wine di era 1970an, mengatakan eksperimennya di Jepang kali ini "unik".

Baca: Azuma, Komandan Tempur Perempuan Pertama Kapal Perang Jepang

Advertising
Advertising

"Ini sesuatu yang unik dalam sejarah 125 tahun perusahaan," kata Presiden Coca Cola Jepang, Jorge Garduno, seperti dilansir The Star pada 8 Maret 2018.

Penawaran baru itu adalah dalam kategori minuman "Chu-Hi", yang terkenal di Jepang. Minuman Chu-Hi hadir dalam berbagai rasa seperti anggur, stroberi, kiwi dan peach putih.

Baca: Korea Utara Ancam Bumi Hanguskan AS dan Tenggelamkan Jepang

Menurut media asal India, Business Today, Garduno mengatakan minuman kaleng beralkohol ini dibuat menggunakan formula tradisional yang mirip dengan campuran minuman sochu, air dan tambahan rasa. Minuman baru ini belum akan memasuki pasar India, yang juga familiar dengan berbagai produk Coca Cola.

Minuman, yang biasanya mengandung alkohol antara 3 -- 9 persen ini dan dipasarkan perusahaan minuman terkemuka Jepang seperti Asahi, Kirin dan Takara. Minuman ini sangat populer di kalangan perempuan muda.

"Kami belum pernah bereksperimen dalam kategori rendah alkohol, tapi ini adalah contoh bagaimana kami terus mengeksplorasi peluang di luar area inti kami," kata Garduno.

Tapi Garduno mengatakan peluncuran minuman Chu-Hi tidak boleh dipandang sebagai pertanda niat perusahaan ke lokasi lain. Menurutnya Jepang memiliki budaya minum alkohol yang kental sehingga untuk sementara tidak berpikir bereksperimen di tempat lain.

Keputusan ini adalah bagian dari kampanye Coca-Cola yang lebih luas untuk melakukan diversifikasi bisnis di luar soda pada saat konsumen di AS dan pasar maju lainnya melabeli minuman manis dan diet bermasalah terhadap kesehatan.

Produk non-cola terkemuka dalam portofolio perusahaan itu meliputi teh kemasan siap saji Honest Tea , air mineral kemasan Dasani, Vitamin Water dan minuman olahraga Powerade.

Menurut Business Today, sebelum Jepang, Coca Cola pada tahun 1977 pernah melakukan diversifikasi ke dalam wine, membeli Taylor Wines of New York dan mendirikan Wine Spectrum, yang terdiri dari Kebun Anggur Sterling dan Monterey Vineyard. Tapi Coca-Cola keluar dari usaha enam tahun kemudian dan kemudian menjual Spectrum.

Berita terkait

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

2 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

3 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

20 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

3 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya