PM Cina Peringatkan Taiwan Soal Separatisme, Ada Apa?

Editor

Budi Riza

Senin, 5 Maret 2018 15:01 WIB

Tiga kapal LPD-071 Armada Laut Cina Selatan. Tiongkok menempatkan tiga kapal pertama pada Armada Laut Selatan dan tiga lagi akan ditempatkan pada Armada Laut Timur. Satu LPD untuk Armada Laut Timur telah selesai pada Januari 2105 dan sedang uji pelayaran, dua lagi akan dibangun. Laporan intelejen US Navy menyebutkan bahwa Tiongkok membangun kapal multimisi yang mampu merespon dengan cepat suatu krisis, baik di laut selatan atau pun timur Tiongkok. taiwanpower.ning.com

TEMPO.CO, Beijing - Pemerintah Cina memperingatkan Taiwan bahwa negara itu tidak akan pernah menoleransi gerakan separatis Taiwan untuk mengatur diri sendiri. Cina akan menjaga integritas wilayahnya dan menargetkan reunifikasi dengan Taiwan, yang dianggap sebagai wilayahnya.

"Kami akan tetap menjaga kedaulatan Cina dan integritas wilayah dan tidak akan pernah menoleransi gerakan separatis atau aktivitas untuk Taiwan merdeka," kata Li Kegiang, Perdana Menteri Cina, dalam pernyataan di depan 3.000 anggota parlemen Cina di Balai Agung Rakyat, Senin, 5 Maret 2018.

Baca: Terma Jepang, Taiwan Tolak Bantuan Gempa dari Cina, Kenapa?

Li Keqiang memberikan pernyataan ini dalam pembukaan sesi tahunan parlemen Cina. Dia menanggapi sebuah undang-undang Amerika Serikat yang bakal meningkatkan hubungan dengan Taiwan.
Pada Jumat pekan lalu, media resmi pemerintah Cina melansir bahwa Taiwan hanya akan terbakar jika mengandalkan bantuan asing. Media juga mengancam perang dengan Taiwan.

Baca: Korban Tewas Gempa Taiwan Bertambah Jadi 10, Pencarian Berlanjut

Advertising
Advertising

Undang-undang Amerika Serikat mengenai hal tersebut tinggal membutuhkan tanda tangan dari Presiden Donald Trump sehingga sah dan berlaku. Undang-undang ini mengizinkan pejabat tinggi hingga rendah Amerika berkunjung ke Taiwan untuk mengunjungi pejabat setempat. Selain itu, undang-undang ini mengizinkan pejabat tinggi Taiwan datang ke Amerika dalam kunjungan resmi dan bertemu dengan pejabat Amerika.

Juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Huang Chung-yen, mengatakan kedua negara, Cina dan Taiwan, bertanggung jawab menjaga keamanan dan perdamaian di Selat Taiwan.

"Hubungan lintas selat kedua negara bertujuan menjaga keamanan regional dan stabilitas di kawasan ini," kata Huang kepada media.
Huang menambahkan, "Ketika menyangkut hubungan lintas selat, Taiwan selama ini tidak pernah menjadi pihak yang membawa efek negatif."

Guna meningkatkan kemampuan militernya, pemerintah Cina menambah anggaran 8,1 persen untuk meningkatkan industri pertahanan domestik. Ini bakal membuat Taiwan semakin merasa khawatir, terlebih dengan bertambahnya kehadiran militer Cina di sekitar negara kepulauan itu.
"Kami memiliki resolusi penuh, keyakinan penuh, dan kemampuan lebih hebat untuk mencegah semua bentuk gerakan separatis kemerdekaan Taiwan," kata Zhang Zhijun, Kepala Kantor Hubungan Cina-Taiwan.

Berita terkait

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

48 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

53 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

20 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya