TEMPO.CO, Jakarta - Petugas penyelamat di Taiwan menemukan tiga korban tewas di reruntuhan akibat gempa yang terjadi pada Selasa malam, 6 Februari 2018, sehingga total korban tewas mencapai sepuluh orang.
"Kami melihat rambutnya dan menggali beberapa waktu untuk bisa mengeluarkan korban dari reruntuhan," kata seorang petugas penyelamat Lin seperti dilansir Straits Times, Kamis, 8 Februari 2018 waktu setempat.
Baca: Gempa di Taiwan, Kemenlu: Ada WNI Cedera Setelah Mengevakuasi
Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo pada pukul 11.50 pada Selasa malam lalu itu berpusat di titik 23 kilometer timur laut Kota Hualien dengan kedalaman sekitar 10 kilometer. Ini diikuti gempa berikutnya yang cukup kuat pada Rabu yaitu 5,7 magnitudo dan 4,9 magnitudo pada Kamis pagi, 9 Februari 2018 seperti dilansir Pusat Jaringan Gempa Cina.
Baca: Lantai Bawah Apartemen Taiwan Amblas Akibat Gempa
Kesepuluh korban terdiri dari lima warga lokal, empat warga Cina dan seorang warga Filipina. Sedangkan jumlah warga yang hilang menyusut drastis dari sekitar 60 orang menjadi hanya 7 berdasarkan rekap data pada Kamis malam waktu setempat. Warga yang hilang ini terdiri dari lima warga Cina dan sepasang warga Kanada dan Cina.
Petugas penyelamat membawa seekor anjing yang berhasil diselamatkan saat operasi pencarian dalam hotel yang rubuh akibat gempa berkekuatan 6,4 SR di kota Hualien, Taiwan, 7 Februari 2018. REUTERS/Tyrone Siu
Meski ada empat gedung yang mengalami kemiringan hingga 45 derajat karena lantai bawah yang ambruk akibat gempa, para petugas tetap melanjutkan pencarian para korban ke dalam gedung. Beberapa gedung bertambah kemiringan 5 derajat akibat goncangan gempa susulan.
"Lantai satu hingga tiga menjadi satu sehingga sulit diketahui apakah ada orang di sana," kata Lin. Petugas telah memadamkan jalur saluran gas sehingga tidak ada ancaman ledakan gas di lokasi.
Keempat gedung yang mengalami kerusakan parah adalah Marshal Hotel di Jalan Gongyuan, Platinum Twin Star Building dan Wu ju wu shu Building di Jalan Guosheng 6th, dan Yun Men Tsui Ti Building di Jalan Shangxiao Street.
Menurut media Taiwan News, lantai satu hingga tiga dari Marshal Hotel ambruk dengan pegawai di lantai pertama masih dicari. Untungnya, mayoritas tamu tinggal di lantai 5 ke atas sehingga belum ada tamu yang dikabarkan hilang.
Petugas pemadam kebakaran berusaha mencari korban di bawah runtuhan gedung yang ambruk usai diguncang gempa kuat di Kabupaten Hualien, Taiwan timur, 7 Februari 2018. REUTERS
Sedangkan Yun Men Tsui Ti Building mengalami kerusakan parah dan miring hingga 45 derajat dengan lantai pertama dan kedua ambruk. Petugas memperkirakan ada 85 rumah tangga yang tinggal di apartemen ini.
Ada sekitar 800 warga yang tidur di penampungan dengan 500 orang tinggal di Gedung Gymnasium Hualien dan 300 orang di Sekolah Chunghwa Primary School. "Itu bukan gempa yang normal. Ada sekitar 100 goncangan gempa sesudahnya," kata Wu Ching-hua, 62, seorang penduduk asli Hualien, yang mengungsi di sekolah.
Menurut Wu, Taiwan kerap mengalami gempa dan biasanya gempa lanjutan segera mereda. Menurut sukarelawan Fan Chen-yuan, gempa dan badai merupakan hal yang rutin bagi Taiwan namun kali ini situasinya berbeda.
Menurut Pelaksana tugas Direktur Biro Cuaca Pusat Taiwan, Chen Kuo-chang, aktivitas seismik yang terjadi pasca gempa lebih kuat dibandingkan peristiwa sebelumnya.