Amerika Serikat Ancam Pangkas Uang Bantuan ke Kamboja

Reporter

Terjemahan

Rabu, 28 Februari 2018 17:45 WIB

Surat kabar bergambar Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat akan memangkas uang bantuan ke Kamboja menyusul turunnya kualitas demokrasi di negara Asia Tenggara itu. Kemenangan partai pimpinan Hun Sen, Partai Rakyat Kamboja atau CPP dalam pemilu legislatif tanpa perlawanan dari kubu oposisi, membuat banyak pihak melongo.

Seperti dikutip dari situs spokesman.com pada 27 Februari 2018, Gedung Putih telah menangguhkan atau membatasi program-program Amerika Serikat ke Kamboja senilai US$.8.3 juta atau setara dengan Rp.114 miliar. Program – program bantuan Amerika Serikat itu selama ini membantu departemen pajak Kamboja, pemerintahan lokal dan militer negara itu.

Baca : Partai Hun Sen Sapu Bersih Pemilu, Ini Seruan Oposisi Kamboja

Seorang kerabat berdoa saat memperingati korban yang tewas selama rezim Khmer Merah dalam peringatan "Day of Anger" di Phnom Penh, Kamboja, 20 Mei 2016. Sebanyak 14.000 orang dieksekusi pada era Khmer Merah di tahun 1975-1979. REUTERS/Samrang Pring

Selain memangkas bantuan ke Kamboja, Amerika Serikat juga membatasi pemberian visa kepada warga negara Kamboja yang telah meruntuhkan demokrasi. Seluruh batasan ini ditujukan untuk merespon sikap pemerintahan Hun Sen, yang memberangus media dan partai utama oposisi Kamboja.

Advertising
Advertising

“Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan uang bantuan lebih dari US$.1 miliar ke Kamboja dalam seperempat abad terakhir, namun terpaksa mengevaluasi lagi bantuannya guna memastikan kepada para pembayar pajak Amerika Serikat bahwa uang pajak mereka tidak digunakan untuk mendukung perilaku anti-demokrasi, yang tidak mencerminkan keinginan rakyat Kamboja,” kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee, Selasa 27 Februari 2018 waktu setempat.

Baca: Hun Sen ingin Kamboja Punya Satu Partai seperti Cina?

Partai berkuasa di Kamboja, Partai Rakyat Kamboja atau CPP mengklaim kemenangan atas pemilu legislatif pada 25 Februari 2018 dengan meraih 58 kursi dari total 62 kursi yang diperebutkan. Dengan hasil pemilu ini, maka hampir dipastikan pemilihan anggota Dewan Nasional Kamboja pada Juli 2018 nanti akan dimenangkan CPP dan menegaskan kepemimpinan Hun Sen, yang sudah 3 dekade berkuasa di Kamboja.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

17 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

1 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

18 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

30 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

41 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

41 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

46 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

47 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

25 Februari 2024

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya