Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hun Sen, 33 Tahun Menancapkan Kukunya di Kamboja

image-gnews
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. ANTARA FOTO/AACC2015
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. ANTARA FOTO/AACC2015
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu legislatif Kamboja pada Minggu 25 Februari 2018 mengukuhkan kembali kekuasaan Perdana Menteri Hun Sen di Kamboja. Dengan begitu, Hun Sen sudah 33 tahun menjadi penguasa di negara yang dikenal pemberontakan Khmer Merah yang menewaskan 1,7 juta penduduk dalam hitungan bulan. 

Hasil pemilu legislatif pada akhir pekan lalu, mengundang banyak kecaman dan kritikan kepada Hun Sen yang berambisi tetap menancapkan kukunya pada kekuasaan di tengah-tengah pertumpahan darah masyarakat Kamboja yang ingin keluar dari rezim tersebut dan masalah kemiskinan parah.

Baca: Hun Sen Berangus Oposisi, Jerman Hentikan Visa Khusus

Seu, bocah 13 tahun, mencari barang-barang bekas yang masih dapat digunakan di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Siem Reap, Kamboja, 19 Maret 2015. Seu bekerja di kawasan kotor tersebut dibayar sebesar 25 sen dollar Amerika perharinya. REUTERS

Hun Sen menjadi orang nomor satu di Kamboja saat usia 33 tahun. Ketika itu, dia tercatat sebagai perdana menteri termuda di dunia.

Sayang, sejak memangku jabatan pula, Hun Sen telah mengkonsolidasikan kekuasaan dengan kekerasan dan mengintimidasi oposisi hingga menuai kritikan. Namun saat yang sama, dia pun menuai pujian karena telah menciptakan pertumbuhan ekonomi Kamboja dan stabilitas di negara yang pernah remuk di bawah rezim komunis Khmer Merah pada 1970-an. 

Saat itu, sekitar 1,7 juta penduduk Kamboja meninggal karena kelaparan, terkena penyakit dan eksekusi mati oleh rezim Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot. Di tengah segala penderitaan ini, Hun Sen berdiri bagai seorang pahlawan. Pernah dalam sebuah pidatonya, Hun Sen membanggakan prestasi yang dibuatnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jika seorang Hun Sen tidak punya keinginan untuk masuk ke gua harimau, bagaimana mungkin kita bisa menangkap harimau?,” katanya seperti dikutip dari The Guardian.

Baca: Partai Hun Sen Sapu Bersih Pemilu, Ini Seruan Oposisi Kamboja

Semakin bertambahnya waktu, keburukan lebih terdengar ketimbang prestasi pemerintah Hun Sen. Lembaga penggiat HAM, Human Rights Watch atau HRW, menuding Hun Sen telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, penahanan, membuat kesimpulan persidangan, sensor, menerbitkan larangan di parlemen dan beberapa hal lainnya.

Terkait kampanye pemilu legislatif 25 Februari 2018, Hun Sen menutup surat kabar berbahasa Inggris, Cambodia Daily, pada September 2017 karena dalam editorial menyebut Hun Sen sebagai pemimpin diktator. Bukan hanya itu, sehari-hari Cambodia Daily juga acap kali mewartakan topik-topik sensitif seperti korupsi, masalah limbah, lingkungan hidup dan hak-hak penduduk atas lahan. 

Sebuah lembaga transparansi menuding keluarga Hun Sen telah menguasai perekonomian Kamboja. Keluarganya memiliki sepenuhnya atau sebagian kendali pada perusahaan-perusahaan dengan modal lebih dari US$.200 juta, di antaranya Apple, Nokia, Visa, Unilever, Nestlé, Durex dan Honda .

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

14 hari lalu

Candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12, dan kini menjadi tujuan wisata di Kamboja. ANTARA/Wahyu Putro A
Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.


Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

27 hari lalu

Ilustrasi Kasino. AFP
Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja


Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

38 hari lalu

Taylor Swift tampil dalam konser
Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.


Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

38 hari lalu

Bongkar muat beras impor dari Vietnam di dermaga II Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Kamis, 14 Maret 2024. Foto: Istimewa
Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional


Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

43 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.


Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

44 hari lalu

Kuil Bayon di Angkor Wat, Kamboja (Pixabay)
Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.


Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

59 hari lalu

PM Kamboja, Hun Sen bereaksi atas pertanyaan jurnalis saat dia berjaalan dengan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela KTT Asean--Australia, 16 Maret 2018. Reuters
Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik


9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

Sejumlah hewan ekstrim yang telah dibakar atau diasapi yang dijual di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, 2 Desember 2015. Pasar yang berjarak 25 km dari pusat Kota Manado tersebut menjajakan kuliner ekstrim seperti daging anjing, kucing, babi, tikus hutan, ular, serta kelelawar, yang jarang ditemui di pasar tradisional pada umumnya. Pasar unik ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung.  TEMPO/Iqbal Ichsan
9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.


Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

4 Februari 2024

Hun Manet, calon perdana menteri Kamboja, mendaftar di Majelis Nasional pada hari pemungutan suara parlemen untuk mengukuhkan perdana menteri berikutnya, di Phnom Penh, Kamboja, 22 Agustus 2023. REUTERS/Cindy Liu
Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet


Tiktoker Vietnam yang Sebut Angkor Wat berada di Thailand Didenda Rp4,6 Juta

6 Januari 2024

Seorang wisatawan memotret salah satu bagian candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat masuk daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1992. ANTARA/Wahyu Putro A
Tiktoker Vietnam yang Sebut Angkor Wat berada di Thailand Didenda Rp4,6 Juta

Angkor Wat adalah kompleks kuil kuno di Kamboja yang mendapat status situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1992.