Gereja Amerika Bikin Upacara untuk Senapan Serbu AR-15?
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Budi Riza
Selasa, 27 Februari 2018 15:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sekolah di Pennsylvania, Amerika Serikat, terpaksa akan meliburkan siswa pada Rabu waktu setempat, 28 Februari 2018. Ini terjadi setelah sebuah gereja di dekatnya mengadakan sebuah upacara komitmen, yang menampilkan senapan serbu semiotomatis AR-15.
Gereja yang menamakan dirinya Suaka Perdamaian Dunia dan Unifikasi di Newfoundland mempercayai bahwa senapan AR-15 melambangkan "batang besi" dalam Kitab Wahyu Alkitab. Pengurus gereja ini mendorong pasangan suami istri untuk membawa senjata ke upacara itu.
Baca: Penembakan Massal di Amerika, 17 Siswa Sekolah Tewas
Upacara ini, yang akan digelar sekitar setengah mil dari sekolah dasar Wallenpaupack South Elementary School, dikatakan bisa menarik ratusan pasangan, yang bakal membawa senapan AR-15.
Akhir pekan lalu, pengawas Wallenpaupack School menulis surat kepada orang tua murid bahwa meskipun tidak ada ancaman langsung terhadap sekolah atau masyarakat, namun karena ada kekhawatiran tentang sifat acara itu maka siswa akan diliburkan.
Baca: Jelang Penembakan Massal Amerika, Nikolas Cruz Bilang Ini
Inspektur Michael Silsby menambahkan polisi akan menambah keamanan di sekolah sepanjang minggu ini.
"Kami menghormati keputusan Anda jika Anda memilih untuk menjaga anak-anak Anda di rumah pada hari itu," tulisnya, seperti dilansir South China Morning Post pada 27 Februari 2018. Berita ini juga dilansir media CBS News.
Gereja ini merupakan sebuah sekte yang memisahkan diri dari Gereja Unifikasi. Pengurusnya mengatakan pihaknya merencanakan acara itu beberapa bulan yang lalu, jauh sebelum terjadi pembantaian pada 14 Februari di sebuah sekolah menengah di Florida. Pihak berwenang mengatakan, Nikolas Cruz, yang merupakan pelaku penembakan massal di Marjory Stoneman Douglas menggunakan menggunakan AR-15 dalam serangan yang menewaskan 17 orang.
Pejabat gereja mengatakan senjata sejenis, yang akan dibawa dalam acara, akan dibongkar, diamankan dengan ikatan zip dan diperiksa di pintu.
Pemimpin gereja itu, Pendeta Sean Moon, adalah putra Pendeta Sun Myung Moon, yang merupakan seorang yang memproklamirkan diri sebagai mesias dan mendirikan Gereja Unifikasi.
Gereja Unifikasi sebagai induk dari sekte Suaka Perdamaian Dunia dan Unifikasi, telah menjauhkan diri dari peristiwa hari Rabu, mengatakan bahwa upacara dan teologinya tidak melibatkan senjata.
"Ini menyedihkan kita bahwa putra Pendeta Moon telah memilih untuk memisahkan dirinya dan berjalan bertentangan dengan warisan orang tua yang membangun perdamaian dunia," kata pendeta Pastor Richard Buessing, presiden Federasi Keluarga, nama lain untuk Gereja Unifikasi di Amerika.