Aktivis Pro Demokrasi Thailand Vs Junta: Unjuk Rasa Dimulai

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 18 Februari 2018 09:41 WIB

Pengunjuk rasa membawa poster menentang PM Thailand Prayuth Chan-ocha, saat demonstrasi mahasiswa, di Milan, Italia, 16 Oktober 2014. Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) ke-10 dibuka di Milan, dengan tema "Kemitraan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan dan Keamanan". (AP/Luca Bruno)

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis pro demokrasi Thailand bakal menggelar unjuk rasa berseri memprotes junta militer Thailand agar tidak terus menerus menunda pemilihan umum, yang dijadwalkan pada November 2018.

Junta militer pimpinan jenderal purnawirawan, Chan O Cha, yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand, telah menunda pemilu beberapa kali. Chan melakukan kudeta pada Juni 2014 dengan menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra.

Mantan Perdana Menteri, Thailand Yingluck Shinawatra disambut oleh pendukungnya saat dia tiba di Mahkamah Agung untuk mengikuti persidangan skema subsidi beras di Bangkok, Thailand, 5 Agustus 2016. REUTERS/Jorge Silva

Baca: Ups, Rilis Lagu untuk Rangkul Rakyat, PM Thailand Menuai Cemooh

Advertising
Advertising

“Kami akan membuat Mei sebagai bulan yang membuat semua orang Thailand berpikir tentang pemilu dan berpikir bagaimana caranya agar negara kita bergerak maju,” kata Rangsiman Rome, seorang aktivis pro demokrasi, kepada media dalam jumpa pers pada Sabtu, 18 Februari 2018.

Baca:

Petisi Publik Thailand Desak Jenderal Prawit Mundur terkait Rolex

Thailand dan India Puji Fasilitas Asian Games 2018

Menanggapi aksi unjuk rasa besar-besaran ini, juru bicara junta militer, Kolonel Winthai Suvaree, mengatakan pemerintah tidak memikirkan soal unjuk rasa protes itu. Pemerintah mengandalkan polisi untuk mempertahankan ketertiban umum.

“Jika protes itu mengganggu orang lain, maka itu terserah polisi untuk meresponnya sesuai undang-undang,” kata Winthai.

Junta militer Thailand dikabarkan kembali menunda pemilu, yang rencananya digelar pada November 2018, dengan alasan perubahan undang-undang pemilu oleh anggota DPR yang ditunjuk junta. Ini berarti pemilu baru akan digelar pada awal 2019.

Keputusan ini menimbulkan serangkaian protes anti-junta dan mendukung pemilu, yang semakin mendapat momentum pada pekan-pekan ini. Terlebih lagi, Wakil Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon, terlibat skandal jam tangan mewah dan sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi negara itu. Dia memiliki 25 jam tangan mewah dari Rolex, Richard Mille, hingga Patek Phillipe.

Para aktivis pro demokrasi menggelar protes di ibu kota Bangkok, Chiang Mai di utara, dan Khon Kaen di timur laut Thailand. Mereka berkumpul dalam organisasi bernama Democracy Restoration Group, yang akan menggelar serangkaian unjuk rasa protes mulai Ahad, 18 Februari 2018.

Unjuk rasa Thailand ini dimulai di Provinsi Nakhon Ratchasima, dan Bangkok pada Sabtu pekan depan. Ini akan diikuti unjuk rasa pada 10 dan 24 Maret dan diikuti demonstrasi setiap Sabtu pada Mei. Ini akan berujung pada unjuk rasa besar pada 19-22 Mei untuk menandai kudeta yang telah berlangsung selama 4 tahun ini.

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

15 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

1 hari lalu

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

GMMTV mengumumkan pembuatan serial Scarlet Heart Thailand pada 23 April 2024. Sebelumnya adaptasi drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

Baca Selengkapnya

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

1 hari lalu

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

2 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

3 hari lalu

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

5 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

6 hari lalu

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

6 hari lalu

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

Turis Cina didominasi kunjungan wisatawan asing di Thailand dengan jumlah lebih dari 2 juta.

Baca Selengkapnya

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

9 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.

Baca Selengkapnya