FBI Vs Gedung Putih: Pemeriksaan Staf Trump sudah Kelar 2017

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Rabu, 14 Februari 2018 08:53 WIB

Rob Porter (kanan memegang dokumen), yang menjabat sebagai staf sekretaris Gedung Putih, mengundurkan diri karena terkait kasus kekerasan domestik. Reuters

TEMPO.CO, Washington -- Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI), Christopher Wray, mengatakan telah menyampaikan laporan hasil pemeriksaan latar belakang bekas staf sekretaris Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Rob Porter, terkait tindak kekerasan domestik, sejak tahun lalu.Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan proses investigasi itu masih terus berlangsung.


Wray mengatakan ini dalam rapat kerja dengan Komite Intelejen Senate mengenai penanganan kasus Porter, yang mengundurkan diri pada pekan lalu setelah tindak kekerasan domestik yang dilakukannya diungkap dua bekas istrinya ke media massa.

Colbie Holderness, bekas istri pejabat Gedung Putih Rob Porter. Daily Mail

Advertising
Advertising

Baca: Kasus Kekerasan Domestik, Pejabat Lingkaran Satu Trump Mundur


"Saya tidak bisa berbicara mengenai isi informasi yang disampaikan FBI kepada Gedung Putih. Apa yang saya bisa sampaikan adalah FBI menyampaikan laporan parsial dari hasil investigasi pada Maret. Lalu melengkapi pemeriksaan latar belakang pada Juli," kata Wray dalam penjelasannya seperti dilansir media CNN, Selasa, 13 Februari 2018.
FBI masih menambah informasi mengenai Porter pada November dan Januari.

Baca: Gedung Putih Sesalkan Cara Penanganan Pejabat Trump yang Mundur


Pernyataan Wray ini bertentangan dengan penjelasan dari pejabat Gedung Putih bahwa pemeriksaan latar belakang Porter masih terus berlangsung. Penjelasan FBI ini menunjukkan bahwa latar belakang Porter, yang terlibat kekerasan domestik, sebenarnya telah diketahui lama oleh pejabat Gedung Putih namun tidak ada tindakan apapun.


Belakangan, Gedung Putih memutuskan untuk menyikapi masalah ini ketika berita mengenai tindak kekerasan Porter ini telah menyebar luas di media massa Amerika Serikat dan Eropa.


Porter mengundurkan diri dari lingkaran satu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada pekan lalu setelah muncul berita mengenai tindak kekerasan domestik yang melibatkan dirinya. Dua bekas istri Porter bercerita kepada media massa mengenai ini.


Media Daily Mail lalu menggunggah foto salah satu bekas istri Porter dengan wajah lebam, yang disebut sebagai bukti tindak kekerasan Porter.


Sekretaris Media Gedung Putih, Sarah Sanders, mengklaim pada Senin lalu bahwa pemeriksaan latar belakang Porter masih berlanjut ketika tudingan mengenai tindak kekerasan domestik itu sudah muncul di ruang publik. "Kami biarkan prosesnya berlanjut. Itu masih berlangsung. Pemeriksaannya belum selesai," kata Sanders saat itu.


Belakangan, Sanders mengatakan proses investigasi telah selesai pada tahun lalu tapi belum ada rekomendasi soal Porter pada saat itu karena proses investigasi masih berlangsung.


Media di AS, Politico, menurunkan judul berita ini dengan mengatakan direktur FBI menaruh tanggung jawab soal Porter di Gedung Putih. "Saya cukup yakin bahwa dalam kasus ini FBI mengikuti protokol kerja yang ada," kata Wray.


Bradley Moss, seorang pengacara dengan akses keamanan di Gedung Putih pada era pemerintahan Barack Obama, mengatakan tidak biasanya FBI melanjutkan investigasi setelah laporan diserahkan ke Gedung Putih pada Juli 2017. "Ini sepertinya Gedung Putih mencium ada yang salah pada waktu itu. Jadi apa sebenarnya yang ingin mereka klarifikasi," kata Moss.


Porter merupakan salah satu staf inti Presiden Trump. Dia menangani berbagai dokumen rahasia sebelum menyerahkannya kepada Trump. Dia juga mengikuti Trump di pesawat kepresidenan Air Force One saat acara forum ekonomi dunia di Davos, Swiss pada Januari 2018.


Pada 10 Februari 2018 atau tiga hari setelah Porter mengundurkan diri, Trump mencuit mengenai tuduhan. "Hidup orang-orang menjadi hancur karena tuduhan. Beberapa tuduhan benar dan beberapa tuduhan keliru. Beberapa tuduhan baru dan beberapa lama. Tidak ada rehabilitasi atas orang yang dituding secara keliru - hidup dan karir hilang. Apakah tidak ada lagi yang namanya proses yang benar?"

Sebagian kritik menyebut cuitan Trump itu tidak memperhatikan korban dari tindak kekerasan domestik, yang seharusnya juga mendapat perhatian. Salah satu bekas istri Porter, Colbie Holderness, menunjukkan fotonya dengan mata lebam dan menyebut itu sebagai perbuatan bekas suaminya itu. Bekas istri kedua, Jennifer Willoughby, mengatakan Porter kerap menyiksanya dan membuat keduanya berakhir dengan perceraian. Bekas pacar Porter, menurut keduanya, juga mengadukan perilaku serupa dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

7 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

16 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

18 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

22 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

23 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

28 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

32 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

37 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

44 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

44 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya