Skandal Seks Oxfam Terungkap, Dua Pimpinan Mundur

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 13 Februari 2018 08:40 WIB

Pendemo bertopeng Presiden A.S. Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau saat demonstrasi Oxfam di Giardini Naxos, Sisilia, Italia, 25 Mei 2017. Demo ini mengangkat isu kelaparan yang melanda 30 juta penduduk dunia. REUTERS/Tony Gentile

TEMPO.CO, London -- Deputy Chief Executive Oxfam International, Penny Lawrence, mengundurkan diri pada Senin, 12 Februari 2018, menyusul terkuaknya skandal seks yang melibatkan pimpinan lembaga donor ini.


"Selama beberapa hari ini kita mulai menyadari ada masalah yang muncul terkait perilaku staf di Chad dan Haiti dan kita gagal menyikapinya secara memadai," kata Lawrence seperti dilansir media CNN, Senin, 12 Februari 2018.

Stiker Oxfam di salah satu toko lembaga nirlaba itu di London, Inggris. Reuters.

Advertising
Advertising

Baca: Terungkap, Direktur Oxfam Bayar Pekerja Seks Pakai Dana Publik


Lawrence melanjutkan,"Sekarang menjadi jelas tuduhan-tuduhan ini -- mengenai membayar pekerja seks dan terkait dengan perilaku direktur dan anggota timnya di Chad -- telah disampaikan sebelum dia pindah ke Haiti."

Baca: Darmin Kesal Ketimpangan Indonesia Disebut Oxfam Terburuk


Country Director, Roland van Hauwermeiren, dan anggotanya timnya bertugas di Chad pada 2006. Pada 2010, dia dan timnya pindah tugas ke Haiti padahal ada informasi mengenai perilaku seksual melibatkan pekerja seks saat mereka bertugas di Chad.


"Lima tahun kemudian dia bertugas di Haiti dan terlibat dalam skandal seks yaitu para pimpinan senior dituding membayar pekerja seks dalam pesta seks, yang beberapa diantaranya masih di bawah umur," begitu dilansir media Telegraph, Selasa, 12 Februari 2018.


Van Hauwermeiren belum memberikan tanggapan pasca munculnya berita ini pertama kali pada Jumat pekan lalu seperti dilansir media Times dari Inggris.


Beberapa jam setelah mundurnya Penny Lawrence, kepala Oxfam Helen Evans ikut mengundurkan diri. Dia mengatakan pimpinan Oxfam mengabaikan komplain yang disampaikannya mengenai pelecehan seksual hingga pemerkosaan yang melibatkan staf Oxfam terhadap pekerja toko Oxfam di Inggris dan luar negeri.

"Sekitar sepuluh persen staf Oxfam mendapat serangan seksual dari kolega atau menyaksikan tindakan itu," begitu dilansir Telegraph mengutip penjelasan Evans.


Menurut Evans dalam wawancara dengan Channel 4, ada ribuan staf Oxfam yang berdedikasi dan mempertaruhkan keselamatannya setiap hari dalam menjalankan program bantuan kemanusiaan. "Mengenai pimpinan senior tim Oxfam, saya pikir mereka perlu melihat ke belakang dan mengatakan apakah mereka melakukan tindakan yang mencukupi untuk menciptakan kondisi yang aman?"

Evans mengatakan ada 12 tuduhan tindakan pelecehan hingga penyerangan seksual dalam 2 tahun, yang melibatkan staf Oxfam terhadap pekerja yang lebih muda usianya hingga yang berusia 14 tahun.


Pengurus Oxfam membantah berupaya menutup-nutupi kasus yang terjadi di Chad dan Haiti. Ini dibuktikan dengan investigasi internal yang berujung dengan pemberhentian 4 staf di Haiti termasuk pengunduran diri tiga orang lainnya termasuk country director Van Hauwermeiren.


Oxfam, yang terdiri dari sekitar 20 lembaga donor independen, mendapat sumber pendanaan dari pemerintah Inggris dan juga swasta. Pada tahun fiskal terkini, Oxfam menggunakan dana bantuan sekitar US$414 juta atau sekitar Rp5,7 triliun untukberbagai kegiatan bantuan di 90 negara.

Pemerintah Inggris menyumbang US$40 juta atau sekitar Rp546 miliar per tahun uuntuk Oxfam. Beberapa perusahaan besar yang menyumbang untuk mendanai kegiatan bantuan kemanusiaan Oxfam untuk para korban kelaparan, perang dan bencana alam selain Visa seperti Google, Paypal, Marks and Spencer dan Unilever.

Berita terkait

Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

21 hari lalu

Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

Badan amal Oxfam mengkritik keputusan pemerintah Inggris yang menolak menunda penjualan senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

30 hari lalu

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

Lebih dari 300 ribu orang diyakini terperangkap di utara Gaza, tak bisa melarikan diri. Mereka dipaksa hidup dengan rata-rata 245 kalori per hari

Baca Selengkapnya

Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

48 hari lalu

Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

Truk-truk bantuan harus menunggu rata-rata 20 hari untuk mengakses Gaza yang selangkah lagi masuk pada tahap kelaparan

Baca Selengkapnya

Belanda Kembali Digugat Soal Ekspor Suku Cadang Jet Tempur F-15 ke Israel

23 Januari 2024

Belanda Kembali Digugat Soal Ekspor Suku Cadang Jet Tempur F-15 ke Israel

Tiga kelompok hak asasi manusia Belanda kembali menggugat pemerintah untuk menghentikan ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel

Baca Selengkapnya

Oxfam: Israel Bunuh 250 Warga Palestina di Gaza Setiap Hari Sejak 7 Oktober

12 Januari 2024

Oxfam: Israel Bunuh 250 Warga Palestina di Gaza Setiap Hari Sejak 7 Oktober

Pembunuhan warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza berada pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, kata Oxfam

Baca Selengkapnya

Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

23 Desember 2023

Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

Oxfam mengatakan kelaparan di Gaza adalah kejahatan perang yang sedang dilakukan oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Sidang Gugatan terhadap Belanda Dibuka, Kirim Onderdil Jet F-35 ke Israel

4 Desember 2023

Sidang Gugatan terhadap Belanda Dibuka, Kirim Onderdil Jet F-35 ke Israel

Belanda menghadapi gugatan hukum karena ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel, yang diduga melakukan kejahatan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Belanda Digugat karena Menjual Senjata ke Israel di tengah Serangan Gaza

15 November 2023

Belanda Digugat karena Menjual Senjata ke Israel di tengah Serangan Gaza

Dengan mengekspor senjata ke Israel, Belanda berisiko "terlibat dalam pelanggaran hukum kemanusiaan internasional."

Baca Selengkapnya

Pandemi COVID-19, 10 Orang Terkaya di Dunia Semakin Kaya

17 Januari 2022

Pandemi COVID-19, 10 Orang Terkaya di Dunia Semakin Kaya

Oxfammelaporkan bahwa jumlah kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik hingga dua kali lipat selama pandemi COVID-19

Baca Selengkapnya

Oxfam: 22 Pria Lebih Kaya Dibanding 326 Juta Perempuan Afrika

21 Januari 2020

Oxfam: 22 Pria Lebih Kaya Dibanding 326 Juta Perempuan Afrika

Laporan Oxfam mengungkap 22 pria kaya dunia memiliki akumulasi kekayaan lebih banyak dibanding kekayaan gabungan 326 juta perempuan di Afrika.

Baca Selengkapnya