TEMPO.CO, Jakarta -Direktur dan beberapa staf senior Oxfam, salah satu LSM terbesar berkantor di London, Inggris, dilaporkan meggunakan dana publik untuk membayar pekerja seks di Haiti tahun 2010.
Dari investigasi The New York Times, LSM yang mendapat bantuan dana dari pemerintah Inggris ini untuk kegiatan kemanusiaannya, terungkap Direktur Perwakilan Oxfam di Haiti, Roland van Hauwermeiren membayar pekerja seks untuk datang ke vila yang disewanya selama menjalankan tugasnya membantu menangani bencana gempa dahsyat di Haiti.
Baca: Survei: Harta 4 Orang Terkaya Setara 100 Juta Orang Miskin
"Di antaranya anak-anak itu telah secara seksual telah dieksploitasi oleh para pekerja kemanusiaan itu," ujar laporan investigasi media tersebut, dan dikutip oleh CNN.
Dan selama ini tidak ada penegakan hukuman atas perbuatan para staf Oxfam di Haiti.
Roland tidak memberikan tanggapan atas laporan investigasi The New YorK Times. Ia pun sudah mengundurkan diri dari Oxfam tahun 2011. Di tahun itu, Oxfam melakukan investigasi tentang dugaan keterlibatan orang dalam untuk melakukan pelecehan seksual, bullying, an intimidasi staf.
Hasil investigasi Oxfam kemudian diserahkan ke Komisi Amal Inggris. Namun laporan hasil invesitgasi hanya merujuk pada kata "sexual misconduct."
Baca: Oxfam Myanmar Serukan Akses Bebas untuk Rohingya
Pemerintah Inggris tidak menyangka bahwa peristiwa itu lebih berat dari hasil rujukan investigasi Oxfam pada Agustus 2011.
Pemerintah Inggris menegaskan, pihaknya akan mengkaji ulang kerja samanya dengan Oxfam setelah muncul laporan tentang perilaku tak pantas sejumlah staf senior Oxfam selama bertugas di Haiti.
Pengkajian kembali kerja sama itu ditangani oleh Departemen Pembangunan Internasional Inggris.
"Kami punya kebijakan tidak mentoleransi jenis aktivitas seperti itu, dan kami berharap mitra kami juga seperti itu," ujar pernyataan Departemen Pembangunan Internasional Inggris.
Oxfam memiliki kebijakan yang melarang ekspolitasi seksual termasuk membayar pekerja seks. Namun sejauh ini tidak ada penegakan hukum terhadap staf Oxfam yang melanggar kebijakan itu.