Airbus Terjerat Korupsi Kontrak Eurofighter, Ini Sanksi Jerman

Sabtu, 10 Februari 2018 19:15 WIB

Sebuah pesawat Airbus A380 disimpan di markas perusahaan aerospace dan daur ulang, Tarmac Aerosave di Azereix dekat Tarbes, Prancis, 16 Januari 2018. Airbus A320 adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Jerman telah memerintahkan perusahaan pembuat pesawat terbang, Airbus membayar lebih dari 81,25 juta euro untuk menyelesaikan penyelidikan atas dugaan korupsi. Pembayaran itu bagian dari penyelidikan yang telah lama berjalan menyangkut penjualan jet Eurofighter multi-miliar euro ke Austria.

"Produsen pesawat terbang Eropa Airbus setuju untuk menyelesaikan penyelidikan korupsi di Jerman dengan membayar denda 81,25 juta euro (Rp 1,3 triliun) kepada pihak berwenang," kata jaksa di Munich, seperti yang dilansir DW pada 9 Februari 2018.

Baca: Sengketa Jual Rudal, Airbus Bayar Denda Rp 1,7 Triliun ke Taiwan

Investigasi Jerman yang pertama kali dibuka pada tahun 2012, untuk menyelidiki apakah Airbus menyuap untuk mendapatkan kontrak 2 miliar euro atau Rp 33,3 triliun untuk menjual jet tempur Eurofighter ke Austria tahun 2003.

Jaksa di Munich dalam sebuah pernyataan mengatakan, penyelidikan tersebut tidak menemukan bukti penyuapan. Namun mengatakan bahwa manajemen Airbus telah gagal dalam tugas pengawasannya dengan mengizinkan karyawan membuat pembayaran multi juta euro terkait dengan kesepakatan untuk tujuan yang tidak jelas.

"Dana yang melewati pengawasan internal dan sebagian besar tanpa pengembalian yang dapat dibuktikan, digunakan untuk tujuan yang tidak jelas. Itu tidak bisa ditentukan berdasarkan arus kas, yang mana akhirnya pembayaran akhirnya terlayani," demikian bunyi pernyataan jaksa itu.

Baca: Airbus Kebanjiran Pemesanan Sebelum Libur Akhir Tahun

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, pihak berwenang Jerman menyimpulkan Airbus gagal dalam tugas pengawasannya dengan membiarkan bekas manajemennya melakukan pembayaran.

Airbus masih dalam penyelidikan di Austria terkait klaim bahwa penyuapan dibayar untuk menyelesaikan kesepakatan penjualan Eurofighter. Pemerintah Austria tahun lalu mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan tersebut, dengan kerugian 1,1 miliar euro atau Rp 18,3 triliun atas pembelian 18 Eurofighter.

Eurofighter Typhoon merupakan produk prestise utama untuk industri pertahanan Eropa, dengan sekitar 500 pesawat yang dikirim
sejauh ini ke Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol, serta ke Austria dan Arab Saudi.

Keempat negara pendiri di konsorsium - Jerman, Spanyol, Inggris dan Italia - semua menggunakan pesawat di angkatan udara mereka sendiri. Kontrak lainnya telah ditandatangani dengan Oman dan Kuwait. Austria adalah negara pertama di luar konsorsium untuk mendaftar.

Baca: Airbus Bangun Pabrik Perakitan Helikopter USD 11,21 Juta di Cina

Tapi tuduhan korupsi kemudian berputar-putar di sekitar kesepakatan itu. Sebuah penyelidikan pertama dibuat di Austria pada tahun 2007.

Prancis dan Inggris juga menyelidiki perusahaan tersebut atas penjualan jet komersialnya. Perusahaan juga menghadapi penyelidikan terpisah di Prancis dan Inggris.

Chief Executive Airbus saat ini Tom Enders, yang memimpin bisnis pertahanan perusahaan dari tahun 2000 sampai 2005, telah membantah melakukan kesalahan. Namun, Airbus mengumumkan pada Desember tahun lalu Enders tidak akan diangkat kembali ketika masa jabatannya berakhir pada April 2019.

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

4 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

10 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

10 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

17 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

20 hari lalu

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

Nikaragua meminta ICJ untuk memerintahkan Jerman menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan melanjutkan pendanaannya untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

20 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya