Peraih Nobel Tawakkol Karman Tuding Saudi-UEA Pecah Belah Yaman

Senin, 5 Februari 2018 17:41 WIB

Partai Islah, partai pendukung presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi , membatalkan keanggotaan Tawakoll Karman, peraih Nobel Perdamaian 2011, setelah menuding Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terlibat dalam perang saudara di Yaman.

TEMPO.CO, Jakarta -Peraih Nobel Perdamaian Tawakkol Karman dicabut keanggotaannya dari partai penguasa Yaman, partai Islah, setelah menuding Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berniat memecah belah lalu menguasai Yaman lewat perang saudara yang berlangsung hampir empat tahun lamanya.

Menurut Karman, peraih Nobel Perdamaian tahun 2011 lewat perjuangannya menentang presiden otoriter Ali Abdullah dalam aksi protes yang dikenal sebagai Musim Semi Arab atau Arab Spring.

Baca: PBB: Arab Saudi Harus Bertanggung Jawab Kematian Anak di Yaman

Dan kini, Karman menuding Arab Saudi dan UEA memecah belah Yaman dengan mendukung kelompok separatis selatan untuk melawan pemerintahan yang diakui dunia internasional, Abd-Rabbu Mansour Hadi.

"Arab Saudi dan UAE mengambil untung dari milisi Houthi yang menguasai Sanaa untuk mencaplok dengan sangat buruk dan dampaknya semakin buruk di Yaman," ujar Karman melalui akun Twitternya, seperti dikutip dari Reuters, 4 Februari 2018.

Karman saat itu tengah berbicara dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Warwick Economics di London, Inggris pekan lalu. Ia mengatakan Arab Saudi dan UAE yang didorong oleh petualangan cerobohnya terjadi ketika ikut campur urusan dalam negeri Yaman tahun 2015, tepatnya setelah milisi Houthi dukungan Iran memaksa Hadi keluar dari Yaman menjadi eksil.

Baca: Yaman Terancam Kelaparan Meluas karena Blokade Arab Saudi

Advertising
Advertising

Mendengar pernyataan Karman tersebut, partai Islah, disebut sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin yang dituding sebagai organisasi teroris oleh Arab Saudi dan UEA, berusaha menjaga jarak dengan Karman. Bahkan memerintahkan untuk membatalkan keanggotaannya .
"Pernyataan Tawakoll Karman tidak mencerminkan kebijakan partai Islah, dan tidak segaris dengan sikap partai. Oleh karena itu, sekretaris jenderal telah memutuskan untuk membekukan keanggotaannya," ujar Islah melalui situs resminya.

Karman kemudian menyebut pemimpin Islah sebagai tahanan dan budak Riyadh dan Abu Dhabi.

Karman saat ini tinggal di luar Yaman setelah milisi Houthi menguasai Sanaa, ibukota negara itu. Houthi memulai pertempurannya melawan pemerintahan Yaman tahun 2014.

Baca: Berbalik Dukung Saudi, Eks Presiden Yaman Tewas Ditembak Houthi

Adapun separatis selatan awalnya bersama-sama pasukan pemerintah Yaman memerangi milisi Houthi. Namun pekan lalu, pasukan Yaman selatan bangkit melawan dan menduduki Aden, kota terbesar kedua di Yaman setelah presiden Hadi menolak memecat perdana menteri yang dituding korupsi dan salah mengatur pemerintahan.

Separatis selatan ini ingin kembali menuntut kemerdekaan menjadi negara Yaman Selatan setelah tahun 1990 memilih bergabung dengan Yaman Utara. Jika tuntutan mereka terpenuhi, maka Yaman kembali terbelah dua menjadi Yaman Selatan dan Yaman Utara.

Berita terkait

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

8 jam lalu

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota haji, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

10 jam lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

4 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

4 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

5 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

5 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

5 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

5 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

6 hari lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

6 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya