Cina dan Rusia Kecam Sistem Senjata Nuklir Baru Amerika

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Februari 2018 17:29 WIB

Amerika Serikat juga memiliki rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam atau Submarine Launched Ballistic Missile (SLBM) Trident II. SLBM Trident II 5D mampu membawa 12 kelapa nuklir independen (MIRV), dan masing-masing MIRV berkekuatan 100-120 kilo ton. conservativetribune.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Cina mengecam kebijakan baru nuklir Amerika Serikat dengan memperingatkan kedua negara akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan masing-masing.

"Sifat agresif dan anti-Rusia dari dokumen ini jelas," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa ini adalah perkembangan yang mengecewakan, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 3 Januari 2018.

Baca: Amerika Luncurkan Senjata Nuklir Baru Saingi Rusia--Korea Utara

Advertising
Advertising

"Pendekatan baru terhadap kebijakan nuklir Washington telah dipertimbangkan dan beberapa langkah harus diambil untuk mengamankan keamanan kami."

Baca: Amerika Versus Rusia: Dua Pesawat Militer Nyaris Tabrakan

Sementara itu pemerintah Cina juga mendesak pemerintah AS mengurungkan rencananya untuk mengembangkan senjata nuklir, yang dianggap memicu Perang Dingin.

"Perdamaian dan pembangunan adalah tren global yang tidak bisa dibalik. Amerika, sebagai negara yang memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, harus mengambil inisiatif mengikuti tren itu dan bukannya menentangnya, "kata kementerian Pertahanan Cina dalam sebuah pernyataan pada Ahad, 4 Februari 2018.

Kebijakan baru Amerika mengenai nuklir ini terungkap dalam sebuah pernyataan mengenai kebijakan Pentagon, yang dikenal sebagai Nuclear Posture Review (NPR). yang diumumkan pada Jumat, 2 Februari 2018. Pentagon mengungkapkan rencana untuk memperbarui cadangan senjata nuklirnya sebagian besar sebagai tanggapan atas tindakan Rusia, Korea Utara, Cina dan Iran selama beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat sudah memiliki cadangan senjata nuklir besar termasuk 150 unit bom nuklir B-61, yang tersimpan di beberapa negara Eropa. Ini bisa ditransformasikan menjadi bom nuklir dengan efek serangan yang lebih kecil.

Senjata nuklir baru ini berukuran lebih kecil (low yield) dan dapat diluncurkan dari kapal selam atau kapal laut sehingga tidak perlu ditempatkan di Eropa. Ini untuk mencegah negara pemilik nuklir menggunakan senjata nuklirnya saat terjadi konflik militer.

Kajian nuklir terbaru Amerika tidak menjelaskan secara rinci situasi baru seperti apa yang memungkinkan militer AS untuk menggunakan nuklir. Namun secara umum, senjata nuklir ini akan digunakan dalam keadaan ekstrem ketika AS atau sekutunya berada di bawah ancaman strategis yang signifikan.

Berita terkait

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

51 menit lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 jam lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

2 jam lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

2 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

2 jam lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

3 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

8 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

9 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

12 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya